DEMI
CINTA KUTINGGALKAN ILMU
Allah tidak pernah
menuntut kita berhasil tapi Allah menuntut kita mencoba dan berusaha dengan
disertai doa. "suara itu mengagetkanku, terlihat enteng namun berbobot. "eh….mba'
Rani" ucapku. Sudahlah yang terjadi biarlah berlalu, bangkitlah jangan biarkan
dirimu terbelenggu oleh kesalahan yang sudah terjadi. "kau benar Mba' terimakasih
atas motivasi yang kau berikan." Sejak pertemuanku dengan Mba' Rani tiada
hari bagiku untuk tidak belajar karna aku takut tidak lulus lagi. Hari demi hari
kulalui dengan elastis dan terus belajar, hingga waktu ujian semester satu pun
sudah dekat. "hai Nansy.. ko' ngelamun, emang apa yang sedang kau
pikirkan…"? "eh Mba' Rani.. Aku hanya bingung waktu ujian hampir tiba
dan ini merupakan ujian harapan awal aku untuk membuktikan kalau nilai ujianku
tidak akan ambrok lagi." "itu jawaban yang aku tunggu-tunggu dari dulu.
Kamu harus menjadi orang yang optimis bukan pesimis." "doa kan aku Mba' agar aku bisa
mengerjakan ujian dengan lancar dan sukses." " Amin……… Ucap Mba' Rani."
Waktu terus bergulir
hingga tibalah ujian Nansy pun menjalani ujian dengan lancer, karna sudah ada
persiapan sebelumnya. Dan ta' terasa waktu ujian pun telah selesai hingga
menunggu hasil selang berapa hari, waktu pengumuman pun tiba. Hati Nansy sedih
dan resah tak karuan. Takut kejadian tahun lalu terulang kembali (tidak lulus) karna
keresahannya sampai ia ta' sadar kalau namanya di panggil berulang-ulang.
"Nansy…Nansy….namamu dipanggil dan kamu sebangai peringkat pertama,
selamat yach." Ucap Maba' Rani. Tanpa Nansy sadari butiran air mata jatuh
dari kelopak matanya yang indah. "mengapa kamu menangis Nansy waktu adalah
uang tiada hari tanpa belajar sehingga prestasi demi prestasi diraihnya. Dan
gelar anak kutu buku disandangnya. Di saat Nansy sibuk-sibuknya membaca buku tiba-tiba
saja ada seseorang yang memanggilanya. "Nansy, kamu ditunggu keluarganya
dibalai pemanggilan." "oke, makasih guys." nampak muka Nansy yang
anggun dengan sungging senyum di bibirnya. "assalamualaikum Abi."
"Waalaikum salam." "tumben Abi berkunjung kesini sekarang kan bukan
waktunya."? "Abi ingin mengajakmu pulang, ummi kamu sakit dan terus
memanggil-manggil kamu." "emang ummi sakit apa Abi?" kalau saya
pulang saya takut ketinggalan pelajaran." "ketinggalan sedikit saja
ga' apa-apa, penyakit jantung ummi kamu kambuh lagi, Abi sudah pamitin kamu ke Bu
Nyai sekarang kamu ambil seragam dan kita akan berangkat langsung ke rumah
sakit. "baik Abi, jawabku terpaksa karna aku ta' ingin Abi kecewa.
setibanya dirumah sakit kulihat semua anggota keluargaku sudah berkumpul termasuk
mas Nabil tunanganku. Dengan langkah goyah ku langkahkan kakiku menemui Ummi.
"Nansy anakku."? "labbaik ya…Ummi." "sayang umur Ummi tinggal
sebentar lagi dan sebelum Ummi pergi, Ummi pengen melihat kamu menikah. "Ummi
jangan bilang begitu." Yakinlah u+Mmi pasti sembuh.
Tanpa ku sadari Ummi sudah
tak sadarkan diri. isak tangisku membahana bagiku permintaan Ummi begitu terasa
berat karna aku masih menuntut ilmu dan usiaku relative dini. Ya...Allah aku bingung.
"mas Nabil apakah mas sudah siap untuk menikahiku." "Insya Alloh."
Ucap Nabil. "tapi aku belum siap mas, diusiaku yang belia keadaanku masih
tidak lebih dan aku masih semangatnya mencari ilmu. "ia saya tau Nansy, tapi
ini permintaan terakhir ummi kamu, yakinlah bahwa ridholloh fi ridho walidain.
Mungkin ini terbaik karna Alloh tidak pernah dholim pada hambanya. "kenapa
Mas bilang begitu, mas Nabil egois, mas tidak memikirkan perasaanku." Aku
memikirkan perasaanmu, tapi aku tak mampu menolak permintaan Ummi mu."
"Nansy memanggilmu." "baik Abi." Tanpa piker panjang lagi Nansy
pun segera menghampiri Umminya. "Nansy Ummi sudah minta Abi mu datangkan
penghulu. Dan Ummi ingin melakukan akat hari ini juga. Kamu siap kan sayang. "insya
allah Ummi." Ucapku yang disertai tangis walaupun hatiku menjerit aku
paksakan demi kebahagian Ummi. Selamat tinggal masa remajaku, selamat tinggal
pondok pesantrenku demi cinta dan
baktiku pada ummi aku tinggalkan ilmu. "terima kasih sayang kamu telah
memenuhi permintaan Ummi, maafkan Ummi karma Ummi egois." "tidak Ummi,
aku bahagia dengan pernikahan ini. Ummi bangun Ummi…Ummi….Ummiii…….innalillahi
wainnailaihi rojiun detik jam seakan berhenti bersamaan dengan berhentinya
detik jantung Ummi. Selamat jalan Ummi semoga bahagia di dalam sana amin……
Oleh: Ria Iqnasiyah