Sahabat kecilku
Semua
telah berubah….tak ada lagi canda tawa seperti saat semua masih bersama, taka
da lagi jeritan karena bahagia dalam keberhasilan, dan juga taka da yang
mengeluh saat ada kesulitan. Semua telah mengurus diri masing-masing tak ada
lagi yang mau menoleh peduli pada yang
lain.
Mereka
dalah sahabat kecilku yang kini telah tumbuh dewasa dan mmengejar
cita-cita. Aku adalah orang pertama yang ingin selalu
bersama hingga kami sama-sama dewasa, dan aku jug ayng pertama Pergi meninggalkan mereka, karena tak ingin egois dari kehendak orang
tua yang emngingunkan aku kuliah di luar kota.
Mereka
tidak lagi bersama seperti saat aku bersama mereka, tak lagi bererti kecuali
sebuah kenangan yang tak mungkin kembali….. kadang aku tersenyum sebelum akkhirnya
air mayta mengalir, yang tenpa sengaja aku teringat akan kenangan masa lalu
yang telah pergi bersama waktu, di saat kami belum mengenal cinta kecuali
sebuah kebersamaan yang begitu indah.
Rahma
sahabat kecilku kini dia telah menjadi orang yang sibuk dengan membangun usaha karena cita-citanya ingin menjadi seorang pengusaha,
apalagi ingin bertemu mendengar kabarnya saja begitu sulit, hampir taka da
kabar, taka da berita tentang dia. Andra hanya tersenyum dari kejahuan lalu
pergi tanpa terlbih dahulu menghampiri . rina dan juga rini dua wanita cantik
yang bersaudara mereka adalah sahabat
kecilku yang mungkin sudah sangat lupa terhadap masa lalu, lupa akan arti
sebuah persahabatan, taka da lagi
senyuman tersunting dari bibir mereka saat bertemu denganku apa lagi sampai menyapa!, mereka seakan tak
pernah mengenalku mereka benar-benar lupa dengan masa lalu. Aku pun merasa malu
menyapa mereka, aku kira hanya mereka yang telah melupakan arti persahabatan
akan tetapi ternyata faisalpun juga seperti mereka, dia sibuk mengurusi keluarganya, dia juga tak lagi tinggal di
desaku tempat kami bersama dulu, Faisal tinggal dirumah istrinya, dia kini telah bermobil mewah dan sok pasti dia telah
menjadi orang kaya di desanya, dia tidak mau menoleh peduli pada orang di
sekitarnya, bahkan dia tidak mengenal orang yang seperti aku yang berjalan
dengan kedua sandal bututku.
“
hemmmmm….semua telah benar-benar berubah
taka da lagi kebersamaan yang indah seperti saat kami sama-sama remaja, kebersamaanpun seiring kami
dewasa, semua itu sangatlah singkat saat
ku pejamkan mata dan setelah kembali kubuka semua telah berubah, setelah mentari terbenam hingga mentari
terbit, untuk menyapa dunia ini, siang tidaklah abadi karena masih ada malam
yang mengganti, taka da musim hujan yang berkepanjangan selama masih ada musim kemarau yang siap
menyelingi, persahabatan yang indah
takkan selamanya indah jika masih ada perpisahan yang berakhir dengan melupakan.
“
ardi apakah karena aku bukan ardi yang dulu
hingga hampir semua dari mereka
tak mengenalku, akan tetapi memang tak ada lagi kebersamaan di antara aku dan
mereka setelah perpisahan itu datang, dan aku rasa itu karena aku, haruskah aku
langkahkan kaki sejauh lelahku..?. ataukah aku harus pejamkan kedua mataku
untuk mengulangi masa lalu dalam mimpiku….?.
Tanah
kelahiranku telah dirubah oleh waktu, jalan-jalan berbatu telah hitam memanjang
, dan juga lebar dari tepian desa
menembus kota. Kedua kaki yang aku langkahkan mulai tak mengarah, tak dapat
kupahami perubahan ditanah kelahiranku,
waktu telah membawaku pergi sangat jauh,
sejauh masa lalu pergi meninggalkan aku, hingga kau aku temukan kembali tawa masa lalu yang telah
pergi bersama waktu, bukan mereka
teman-teman kecilku, tapi persahabatan mereka memaksaku untuk selalu
mengingat kenangan itu, sahabat kecilku
yang pernah menjadi istimewa dalam hidupku.
By: Ra Ma_Man