Hikmah Penciptaan Gunung dan Manfaatnya
Kemudian
coba perhatikan hikmah yang sangat menakjubkan pada penciptaan gunung yang
disangka oleh orang jahil tidak ada manfaatnya dan tidak diperlukan. Padahal
tiada yang dapat menghitung jumlah manfaatnya kecuali penciptanya dan yang
telah memancangkannya. Dalam hadits yang menceritakan kisah Dhaman bin
Tsa’labah masuk Islam disebutkan bahwa di antara manfaatnya adalah:
1. Salju
turun di puncaknya yang kemudian menghasilkan air minuman bagi manusia setelah
melalui proses. Salju itu sengaja dikumpulkan di puncak gunung agar mencair
sedikit demi sedikit lalu mengalirlah dari situ air yang deras, sungai-sungai
dan lembah-lembah. Sehingga menumbuhkan berbagai jenis tanaman, buah-buahan dan
obat-obatan di saluran-saluran air, jurang-jurang dan lembah. Hal semacam itu
tidak mungkin terjadi di tanah datar atau padang pasir. Kalaulah bukan karena
gunung tentunya salju itu akan langsung turun ke permukaan bumi dan akan
langsung mencair sehingga sekaligus maka akan menyebabkan banjir yang dapat
merusak apa saja yang dilaluinya. Akibatnya manusia akan mengalami kerugian
besar yang tidak mungkin tertutupi dan tidak mungkin tertolak.
2. Gua-gua
dan lubang-lubang tempat berlindung yang terdapat di puncak gunung atau di
lerengnya laksana benteng tempat berlindung manusia dan hewan.
3.
Berbagai jenis bebatuannya yang dapat dipakai untuk membuat bangunan.
4.
Berbagai jenis barang tambang yang terdapat di dalamnya, seperti emas, perak,
tembaga, besi, timah, zabarjad (batu permata), dan zamrud. Serta masih banyak
lagi barang tambang lainnya yang tidak mungkin diketahui secara terperinci oleh
manusia. Bahkan terdapat pula barang tambang yang jumlahnya sedikit namun harga
dan manfaatnya lebih mahal berlipat ganda daripada harga emas.
5. Gunung
dapat menghalau hembusan angin kencang dan menghambat kecepatannya sehingga
tidak menghancurkan apa-apa yang ada di bawahnya. Oleh sebab itulah orang-orang
yang tinggal di bawahnya terhindar dari serangan angin kencang yang sangat
membahayakan.
6. Gunung
juga dapat menghalau banjir jika air bah melaluinya dan memalingkannya ke kanan
atau ke kiri. Sekiranya gunung tidak ada tentu air bah akan menghancurkan apa
saja yang berada di jalur yang dilaluinya. Maka dalam hal ini gunung berfungsi
sebagai benteng dan bendungan.
7. Gunung
adalah tanda yang dapat dipakai sebagai petunjuk dalam perjalanan, ibarat
kompas yang terpancang yang menunjukkan arah jalan. Oleh karena itu Allah
menyebutkan sebagai tanda. Allah berfirman: “Dan di antara tanda-tanda
kekuasaan-Nya ialah kapal-kapal (yang berlayar) di laut seperti gunung-gunung”
(Asy-Syura: 32)
8. Tumbuhnya
berbagai jenis tanaman dan obat-obatan yang tidak mungkin tumbuh di tanah datar
atau di padang pasir. Demikian pula sebaliknya ada beberapa tanaman yang tumbuh
di tanah datar dan padang pasir yang tidak tumbuh di gunung. Ada manfaat dan
hikmah di balik semua itu yang hanya diketahui oleh Yang Maha Mencipta dan Maha
Mengetahui.
9. Gunung
dapat digunakan sebagai tempat berlindung dari musuh. Hamba-hamba Allah dapat
berlindung di gunung dari serbuan musuh-musuh mereka sebagaimana halnya mereka
berlindung diri dalam benteng. Bahkan gunung lebih kokoh dan lebih kuat
daripada kebanyakan benteng-benteng yang ada.
10. Yang
telah disebutkan oleh Allah dalam kitab-Nya, yaitu Allah jadikan gunung sebagai
pasak-pasak untuk mengokohkannya dan sebagai tonggak yang sama fungsinya dengan
tonggak kapal. Sungguh besar dan agung manfaat dan hikmahnya.
Jika
engkau perhatikan bentuknya yang sangat menakjubkan sungguh sangat sesuai dengan
fungsinya. Sekiranya bentuknya terjal seperti tembok tentu susah untuk didaki
dan sulit untuk mengambil manfaat darinya. Dan juga akan menghalangi sinar
matahari dan udara sampai kepada manusia. Tentu saja mereka tidak akan dapat
mengambil manfaat darinya. Jika gunung itu dibentangkan di atas permukaan bumi
tentu akan membuat sempit lahan pertanian dan tempat tinggal manusia. Dan
tentunya tanah datar akan tertutupi olehnya. Di samping itu fungsinya sebagai
benteng, tempat berlindung dan bendungan tidak lagi terwujud. Dan tentu saja
tidak bisa melindungi manusia dari terpaan angin kencang. Juga tidak bisa
melindungi mereka dari serangan air bah. Sekiranya gunung dibuat bulat seperti
bola tentu saja tidak akan dapat didaki dan tidak dapat mengambil manfaat
darinya. Maka bentuk yang paling ideal, paling layak dan paling sesuai dengan
manfaatnya adalah bentuk yang telah diciptakan oleh Allah Swt. Allah telah
mengajak kita agar memperhatikan dan merenungi kaifiyat penciptaan gunung.
Allah berfirman: “Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia
diciptakan, dan langit, bagaimana ia ditinggikan dan gunung-gunung bagaimana ia
ditegakkan” (Al-Ghasyiyah: 17-19)
Penciptaan
gunung dan hikmahnya merupakan bukti yang sangat besar atas kekuasaan pencipta dan
pembuatnya, ketinggian ilmu, hikmah sekaligus bukti atas kemahaesaan-Nya. Di
samping itu gunung juga bertasbih dan bertahmid memuji-Nya, tunduk dan sujud
kepada-Nya semata-mata karena takut kepada-Nya. Kendati sedemikian kokoh dan
besar, gunung takut kepada Rabbnya, pencipta dan pembuatnya ketika ditawarkan
amanat kepadanya. Gunung khawatir mengkhianati amanat tersebut, termasuk di
antaranya gunung tempat Allah berbicara dengan Nabi Musa As, hamba yang
dikasihi dan diselamatkan oleh Allah. Termasuk juga gunung yang di mana Allah
menampakkan diri-Nya kepadanya lalu gunung itu bergoyang dan berguncang keras.
Termasuk juga gunung yang Allah buat Rasul-Nya serta sahabat-sahabat beliau
mencintainya dan dicintai oleh Rasulullah saw dan sahabat-sahabat beliau, yakni
gunung Uhud. Termasuk juga dua gunung yang Allah jadikan sebagai tempat
berlindung bagi Nabi-Nya dan Allah jadikan Shafa di salah satu kakinya dan
Marwah pada kakinya yang lain (yakni bukit Shafa dan Marwah). Dan Allah
mensyariatkan kepada para hamba-Nya untuk melakukan sa’i di antara keduanya.
Dan Allah masukkan dalam rangkaian manasik haji dan ibadah. Termasuk juga bukit
rahmah yang dipancangkan di padang Arafah. Ya Allah, berapa banyak dosa yang
telah diampuni, perkataan keliru dan kesalahan yang dimaafkan, hajat dan
kebutuhan yang telah ditunaikan, musibah dan kesempitan yang telah dilapangkan,
bala yang telah diangkat, nikmat yang telah dicurahkan, kebahagiaan yang telah
diberikan dan kerugian yang telah dihapus di bukit ini !!
Bagaimana
tidak, itulah bukit yang dikhususkan sebagai tempat berkumpul para jama’ah haji
dan tempat menerima tamu-tamu Allah yang mulia yang datang dari segala penjuru
dunia dalam keadaan rambut acak-acakan, berdebu tanpa alas kepala, mereka
meminta hajat kepada-Nya. Kemudian Allah mendekat kepada mereka dan
membanggakan mereka di hadapan malaikat-Nya. Di bukit itulah Allah menurunkan
rahmah-Nya dan mengampuni kesalahan dan dosa besar. Termasuk juga gunung Hira’
tempat Rasulullah Saw mengasingkan diri sampai kemudian Allah memuliakan beliau
dengan menurunkan risalah-Nya kepada beliau. Saat itu beliau berada dalam gua
di atas puncak gunung yang memancarkan cahaya ke seluruh alam semesta. Sungguh
gunung yang sangat agung kedudukannya di dunia.
Maha
suci Allah yang telah mengkhususkan siapa saja yang dikehendaki-Nya dari
sejumlah gunung dan hamba-Nya dengan rahmat dan berkah-Nya. Di antara gunung
itu ada yang Allah jadikan sebagai magnet kalbu, hati akan selalu merindukannya
bila engkau menyebut namanya. Sebagaimana Allah mengistimewakan sebagian
hamba-Nya dengan kemuliaan dan menyempurnakan nikmat atasnya. Dan Allah
meletakkan rasa cinta kepadanya dan mencintainya, membuat para malaikat dan
hamba-hamba mukmin mencintainya serta membuatnya diterima di atas muka bumi. Jika
engkau perhatikan sebidang tanah Pasti engkau dapati untung ruginya Seperti
manusia yang terkadang ditimpa kerugian Dan terkadang mendapat kebahagian.
Meski
demikian, hendaklah engkau ketahui bahwa pada hari yang telah dijanjikan nanti
gunung akan dihancurkan sehancur-hancurnya hingga seperti bulu yang berhamburan
karena hebat dan dahsyatnya hari itu. Gunung sungguh takut terhadap hari yang
telah dijanjikan itu yang selalu ditunggu-tunggu. Itulah keadaan gunung yang
merupakan bebatuan yang keras, namun begitulah kelembutan dan rasa takutnya, ia
bergetar karena rasa takut dan tunduknya kepada Allah.
Allah
telah mengabarkan tentang gunung bahwa sekiranya diturunkan kepadanya
Kalamullah niscaya gunung akan tunduk dan terpecah belah karena takut kepada Allah.
Sungguh aneh manusia yang terbuat dari sekerat daging namun lebih keras hatinya
daripada gunung. Ia mendengar ayat-ayat Allah dibacakan atasnya dan disebutkan
asma Allah kepadanya namun tidak sedikitpun hati lembut, khusyuk dan takut
kepada Allah. Maka bukanlah suatu hal yang perlu dibantah terhadap Allah dan
tidak perlu diperselisihkan jika Allah menciptakan api Neraka untuk melelehkan
tubuhnya jika tidak tersentuh dengan Kalam-Nya, dengan mengingat asma-Nya dan
dengan ancaman dan peringatan-Nya. Barangsiapa hatinya tidak melunak kepada
Allah di dunia ini dan tidak takut kepada-Nya, tidak melebur hatinya untuk
mencintai-Nya dan tidak menangis karena takut kepada-Nya, maka hendaklah ia
bersenang-senang sementara karena sesungguhnya di hadapannya telah menunggu api
yang menyala-nyala yang akan melelehkan tubuhnya. Ia akan dikembalikan kepada
Allah yang Maha Mengetahui perkara yang ghaib dan yang nyata, dan ia akan
melihat dan mengetahuinya kelak.
Sumber:
Keajaiban-Keajaiban Makhluk dalam Pandangan Al-Imam Ibnul Qayyim, karya Abul
Mundzir Khalil bin Ibrahim Amin (Penerjemah: Abu Ihsan Al-Atsari Al-Maidani), Penerbit:
Darul Haq, cet.1, Sya’ban 1423 H/Oktober 2002 M, hal. 115-120.
By: Rofy el_ponty/DN