Sudah satu bulan dari keberangkatan
Raihan ke Singapura untuk melanjutkan studynya. Tasanya hampa sekali hidupku
tanpa kehadirannya disisiku. Biasanya aku menghabiskan hari-hariku bersama
dengannya. Tpi sekarang aku hanya dapat mendengar suaranya lewat telefon.
“Najwa ngelamunin apa sih?”. Suara
putri yang serentak mengagetkanku
“Enggak Ngelamunin apa-apa kok”.
Jawabku Pada Putri
“Udah jangan khawair. Dia gak
bakalan selingkuh kok Disana”.ejek Putri
“Aku udah tahu kok” sambungku
sembari tersenyum. Sudah hamper 3 tahun lebih aku berhubungan dengan
Raihan. Dan mungkin setelah Raihan
menyelesaikan Studynya kami berniat akan melanjutkan hubungan kami ke jenjang
Pernikahan
Dingin
mala mini membuat aku tak bisa memejamkan mata, aku melihat kelayar hp ku sambil
tersenyum membaca inbox dari Raihan, yach … memang hampir setiap hari sejak
Raihan ke Singapura aku sering inboxan dengannya. Tidak terasa setelah ku
terbangun dari tidurku, dan seperti biasa aku memang sering ketiduran saat
inboxan dengan Raihan. Raihan pun juga pasti sudah mengerti tentang hal itu,
dan aku terkejut dengan suara deringan HP ku dan ternyata itu telepon dari
Raihan,” Najwa, aku sangat merindukanmu, dan kamu harus tau sayang, bahwa aku
akan selalu menyayangimu,tunggu aku disana, aku akan kembali untukmu” begitulah
ucapan Raihan yang sangat melekat di
ingatanku.
Sudah
hampir 4 tahun Raihan berada di Singapura dan aku disini hanya hidup ditemani
dengan rasa rindu dalam penantian, yach… aku memang akan terus menunggu Raihan
sampai dia kembali untukku,” Najwa aku akan pulang!” kata Raihan dalam telepon
padaku”, oh ya ?!” insya allah dua hari lagi aku akan membawamu hidup
bersamaku. Kamu mau kan jemput aku ke bandara?” iya sayang aku pasti ikut
jemput kamu!” jawabku kegirangan mendengar hal itu,” iya udah sekarang udah
malam , kamu tidur aja sayang!” kata Raihan padaku” iya sayang, sampai bertemu
dua hari lagi ya!” kataku pada Raihan, dua hari bagiku bagaikan dua abad
lamanya aku sudah tidak sabar bertemu dengan Raihan sang pujaan hatiku.
Jam
11 aku sampai di bandara untuk menjemput Raihan, hari ini aku merasa tidak ada
orang yang lebih bahagia di dunia ini kecuali aku yang bahagia atas kedatangan
Raihan. Aku tersenyum melihat inbox dari Raihan , yach… sambil menunggu Raihan
aku sambil smsan dengannya. “ Najwa, sebentar lagi aku akan sampai di
Indonesia, tunggu aku Najwa!”
” begitulah pesan singkat dari
Raihan dan selang beberapa jam setelah itu, aku tak dapat sms lagi dari Raihan,
aku coba dia tapi tidak ada balasan dan aku mencoba untuk menelponnya tapi
tidak aktif. Ada perasaan khawatir yang kini ada dalam hatiku, tapi aku mencoba
melawan perasaan itu” ini pasti suatu kejutan dari Raihan, dia pasti mau
ngerjain aku!” kataku dalam hati. Sudah hampir satu hari aku menunggu Raihan
tapi dia belum juga datang.” Ada apa ini sebenarnya?” Tanya batinku.
Jam
sudah 19.00 wib aku mencoba menelpon mamanya Raihan, dan setelah di angkat aku
mendengar sutatu isak tangis dari mama Raihan “ hallo, tante? Tanyaku padanya,
Raihan, Raihan Najwa dia sudah tiada, dia sudah meninggalkan kita. Pesawat yang
ditumpangi Raihan tiba-tiba jatuh dan mayat Raihan baru saja di antarkan ke
rumah”. Aku langsung menutup telpon itu, aku terkejut hatiku hancur mendebgar
hal itu, sekarang aku merasa hidupku sudah tiada artinya lagi tanpa kehadiran
Raihan
Hari
ini aku berangkat ke rumah Raihan, tapi setelah kutiba disana, bukan sosok
Raihan yang ceria dan ramah yang kini ku temui, tapi sebuah batu nisan yang
kini ada di hadapanku.” Najwa kemarin malam sebelum Raihan pulang dia sms ke
tante, dan tante harap kamu bisa membacanya, karena tante sudah tidak sanggup
untuk membacanya Najwa”.
Lalu
mamanya Raihan memberikan hpnya padaku dan perlahan aku membaca pesan singkat
dari Raihan itu.
“ ma, setelah Raihan sampai di Indonesia, mama
harus siap-siap, karena Raihan ingin meminang Najwa untuk Raihan jadikan istri”
Begitulah pesan singkat dari
Raihan, aku dan mamanya Raihan juga semua orang yang ada disana ikut menangis
membaca pesan dari Raihan. Aku langsung duduk di samping kuburan Raihan dan
berkata “ aku janji Raihan, sampai aku matipun aku akan selalu menyayangimu,
dan aku akan selalu menunggumu untuk menemuiku” kataku sambil menangis
By: Nenk Ailbie
“ Markazul Lughoh “