Pencak silat merupakan olah raga
bela diri tradisional Indonesia, yang selain terkenal di dalam negeri juga
sudah menyebar ke mancanegara. Tak heran jika bela diri ini melahirkan
nama-nama besar, yang diakui sebagai pendekar.
Eme Suganda atau biasa disapa
Abah Eme adalah salah satunya. Bagi mereka yang pernah belajar pencak silat di
Jawa Barat atau khususnya di Kabupaten Garut, pasti pernah menjadi murid Abah
Eme. Tak mengherankan, karena Eme sudah menggeluti silat sejak 1942.
Kini, Sang Legenda itu telah
berpulang dalam usia 110 tahun. "Telah berpulang, Abah Eme (110 thn),
guru pencaksilat di ma'had Darul Arqam Garut, hari ini Rabu 10
agustus jam 20.20," ujar sebuah pesan yang beredar viral di media sosial.
Eme selama ini dikenal sebagai
guru pencak silat Tapak Suci di ma'had Darul Arqam, Garut. Meski keahlian dan
dedikasinyanya di pencak silat tak ada yang meragukan, namun dia menolak
disebut sebagai "jago" atau "pendekar". Eme sudah cukup
puas jika disebut sebagai orang yang "bisa" silat.
Seusai berguru pencak silat
selama bertahun-tahun, Eme menghabiskan waktunya untuk mengajar silat dari pesantren ke
pesantren. Hal ini dilakoninya sejak 1978. Semua dilakukan sambil terus
memperdalam ilmu dan keahlian silatnya.
Melihat dedikasi Abah Eme yang
tinggi terhadap ilmu silat, wajar saja kalau beragam penghargaan sudah
diraihnya. Termasuk deretan piala yang dipajang di ruang tamu rumahnya.
Kepopuleran silat Eme ternyata tak hanya bergaung di Garut. Beberapa muridnya
tercatat berasal dari Kanada, Belanda serta beberapa
negara di kawasan Asia Tenggara