Pengaruh
Ramalan Pada Ideologi Masyarakat
Oleh:
Sunanul hudha el-Aziz
Dewasa
ini, ramalan-ramalan mistik sering muncul di ranah kehidupan suatu komunitas,
khususnya kalangan awam. Ramalan tersebut tak ubahnya kiblat bagi mereka.
mereka tidak segan-segan untuk menghentikan segala aktivitasnya lantaran
ramalannya menunjukkan pada hal yang jelek. Sebab bagi mereka ramalan merupakan
pedoman hidup. Bahkan lebih parah lagi, ramalan dijadikan sebuah keyakinan
sakral yang tidak boleh dilanggar.
Sebenarnya, jika kita lihat dari berbagai aspek,
ramalan hanyalah sebuah 'tebakan' yang tidak memiliki garansi perihal
otentisitasnya. Bahkan ramalan masuk pada katagori ilmu yang 'berbahaya', baik
bagi sang empunya maupun orang yang mendatanginya. Sebagaimana hadis nabi: "Barangsiapa
yang mendatangi tukang ramal lalu menanyakan tentang suatu hal, maka shalatnya
tidak diterima selama empat puluh malam." (HR; Bukhari) dalam hadis
lain disebutkan: "Barangsiapa mendatangi tukang tenung atau peramal
lalu membenarkan apa yang dikatakannya, maka dia telah mengingkari apa yang
diturunkan kepada Muhammad."
(HR: Ahmad).
Selanjutnya, jauh sebelum eksistensi 'ramalan' masuk
ke ranah kehidupan masyarakat, Rasulullah telah memprediksi bahwa kelak ilmu
ramalan (ilmu nujum) akan mengisi kehidupan umatnya bahkan akan
membudaya di suatu komunitas. Ternyata prediksi ini benar-benar menjadi
kenyataan. Sebab pasca kehidupan Rasulullah 'ramalan' mulai mewarnai setiap
ruang kehidupan umat-nya. Hal ini dapat diidentifikasi dari sabda beliau: "Aku
takutkan pada umatku setelah aku tiada atas dua hal; yaitu mendustakan qodar
(ketentuan Allah) dan percaya pada ramalan (parbintangan). (HR Ibnu
Uyainah).
Tidak
diragukan lagi, bahwa dalam ramalan, yang banyak mengandung aroma mistik,
terdapat efek negatif yang sangat berpotensi merusak akidah seseorang.
Disamping itu, kebiasaan bergumul dengan hal-hal mistik dapat menyebabkan
munculnya khurafat dan takhayyul. Khurafat adalah
kepercayaan yang menghubungkan suatu peristiwa atau kejadian tertentu dengan
perkara yang tidak rasional. Adapun takhayyaul adalah sebuah kepercayaan
pada eksistenti sesuatu walaupun realitanya tidak ada, sebab itu hanyalah
khayalan dan angan-angan belaka. Takhayyaul merupakan paham dinanisme
sebagai pengaruh dari agama hindu dan budha. Kepercayaan pada takhayyul
ini sulit dihilangkan, justru ketika zaman semakin moderen takhayyaul
malah semakin dimodifikasi menjadi berbagai film dan senetron horor yang
disajikan dengan berbagai tema di televisi.
Ala kulli hâl, baik dan buruk
adalah hal gaib, yang hanya diketahui Allah semata, bahkan Nabi dan Malaikat
pun tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi esok. Dalam al-Quran
ditegaskan "Tidak ada seorangpun
di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah",
dan mereka tidak mengetahui kapan mereka akan dibangkitkan." (QS
al-Naml [27] 65). Dan Allah juga
berfirman dalam ayat lain, "Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui
(dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun
yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengena.” (QS Luqman [31] 34).
Penulis adalah Pustakawan dan
Redaksi majalah ijtihad pondok pesantren sidogiri
KOMPARASI PARADIGMA DALAM KONTEKSTUAL
KHITBAH
Oleh: A.M.Holilurrohman el-bongkary
Dewasa
ini banyak remaja yang memilih pasangan dengan cara asal-asalan sehingga
setelah menikah akibatnya malah lontang-lantung tak karuan.
Kami yakin
seandainya kita bisa menggunakan akal serta fikiran kita, pasti bisa
menganalisis hal yang semacam itu sehingga mampu menciptakan suatu hubungan
yang sakinah, mawaddah, warohmah.,
baik itu di dunia ataupun di akhirat. Dan hal ini terjadi, tentunya karena ada
suatu unsur kesalah fahaman oleh golongan puberitas dalam memaknai cinta serta
hakikat kehidupan dalam berkeluarga, sehingga menimbulkan konflik dan perang
dingin setelah berhubungan dengan cinta yang ia anggap tulus itu.
Sedangkan
dalam masalah ini Islam sudah meneropong jauh ke depan beberapa kreteria yang
menjadi tolak ukur agar bisa mendapatkan pasangan yang sakinah, mawaddah,
warohmah bagi setiap insan yang siap untuk memadu kasih dalam ikatan yang
sah secara agama dan negara.
pertama, di tinjau dari segi fisiknya yaitu
yang berupa kecantikan.
Kedua, dunia dan kehidupannya
(materi)
Ketiga, keturunannya (nasab)
Empat, adalah agamanya
Dalam
hal ini Islam sengaja meletakkan agama di urutan paling terakhir tentu saja
bukan karena ingin meremehkan dalam hal keagamaan melainkan untuk menujukkan
suatu tasawwur dalam jati diri manusia bahwa hal awal yang direspon oleh
kebanyakan manusia adalah kecantikan. sedangkan hal ini tidak jauh berbeda
dengan perihal Nabi Adam AS yang terkesima melihat Siti Hawa ketika baru saja
diciptakannya. dan hal ini juga memprioritaskan manusia bahwa manusia lebih banyak mengandalkan hawa nafsunya dari pada
akal sehatnya. Namun Rosululloh SAW menganjurkan agar memposisikankan agama
dalam urutan pertama dalam hal pencarian pasangan atau jodoh, sebab kecantikan
yang hakiki adalah kecantikan yang telah di kroscek oleh masyarakat yaitu hati
yang selalu menjadi tolak ukur atau kadar baiknya seseorang. sedangkan hati
yang baik akan memancarkan pada perbuatan yang baik. sehingga, ketika bahtera
rumah tangga di bangun, kita dapat menciptakan bibit masyarakat yang bermoral,
dalam artian selalu taat kepada undang-undang Agama ataupun undang-undang
Negara dan kemasyarakatan. Agar kita bisa melestarikan kehidupan dunia demi
merajut ke kehidupan akhirat, sebab kehidupan yang sebenarnya adalah akhirat.
Dengan
sekapur sirih ini, si penulis berharap seluruh pembaca pada khususnya serta
seluruh Muslimin pada umumnya mendapatkan jodoh yang sakinah, mawaddah
,warohmah. Amin ya robbal alamin.
KENYATAAN AL-QUR’AN DALAM KEHARAMAN ANJING DAN BABI
Rasulullah
Saw bersabda :
"Setiap binatang buas yang mempunyai gigi taring adalah haram dimakan." (HR Muslim). Jika kita terus menelik kedasar hadist ini, maka begitu sefaham sekali jika harus mengambil satu contoh untuk di publikasikan guna menambah wawasan, sebab Alloh sendiri melarang dan memerintahkan tentunya juga mempunyai dampak bagi makhluqnya, dan hal ini akan di perjelas lagi dengan salah satu contoh, misalnya anjing dan babi, kenapa anjing dan babi itu diharamkan berikutlah alasannya.
Anjing adalah salah satu hewan yg buas & mempunyai gigi taring. selain itu, setiap mendengar suara adzan, pasti Anjing selalu melolong panjang & suara itu bahkan bisa membuat anak-anak bayi menangis, itulah yg menandakan suara-suara setan yg keluar saat adzan dikumandangkan. anjing begitu peka dengan keberadaan setan. karena itu muncullah ayat untuk mengharamkan anjing.
Menurut ilmu kedokteran
Dalam tubuh anjing, mengandung banyak sekali kuman yg bisa mematikan manusia terutama pada liurnya. Seorang dokter pernah melakukan penyelidikan kenapa Anjing diharamkan oleh Allah, lalu dia melakukan percobaan dengan menempelkan sapu tangan ke tubuh seekor anjing, setelah dilihat menggunakan microscop, ternyata di sapu tangan itu mengandung banyak sekali kuman yg sangat berbahaya. Lalu dia mencoba menghilangkan kuman itu dengan mencucinya dengan sabun, tetapi kuman itu masih ada, tetapi setelah sapu tangan itu dicuci dengan tanah sesuai dengan yg diajarkan Rasulullah, ternyata kuman itu menghilang, itulah sebabnya mengapa jika menyentuh anjing kita harus mencucinya dengan tanah.
Mengapa Babi juga Diharamkan ?
Pandangan Islam
Allah berfirman dalam Q.S Al-Baqarah ayat 173 yg artinya :
"Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
Pandangan Kedokteran
1. Babi mengandung Belerang dengan Kadar Tinggi
Belerang pada babi sangat tinggi. Saat kita mengkonsumsi babi, belerang ikut masuk ke dalam tubuh dan terserap bercamput zat-zat lainnya. Belerang memiliki efek negatif untuk tubuh. Yaitu: menimbulkan penyakit infeksi persendian di mana belerang menumpuk di tulang rawan, otot dan saraf, mempercepat pengapuran, dan hernia.
2. Babi mengandung Hormon Pertumbuhan Dalam Jumlah Besar
Hormon pertumbuhan pada daging babi membuat pertambahan jaringan lemak pada tubuh manusia. Jaringan tubuh menjadi bengkak penuh lemak. Orang yang sering memakan daging babi akan menderita kegemukan. Proses penimbunan lemak mempengaruhi pertumbuhan tulang pada hidung, rahang, tulang muka, tangan dan kaki, secara tidak normal. Hal ini akan meningkat menjadi kanker pada tubuh.
3. Babi menyebabkan Penyakit Kulit
Babi mengandung dua zat berbahaya yaitu "histamin" dan "imtidazol". Kedua zat ini menyebabkan gatal-gatal pada tubuh, melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga tubuh mudah terserang penyakit menular: eksem, dermatitis, dan neurodermatitis. Penyakit lain yang mudah menyerang tubuh karena zat-zat ini adalah: bisul, radang usus buntu, penyakit kantung empedu, infeksi pembuluh darah nadi.
4. Babi adalah Penyebar Cacing Trichina
Cacing bebahaya yang menyebar dalam tubuh sangat mengerikan. Cacing ini tinggal di jaringan otot rahang, lidah, leher, tenggorokan, dan dada. Penyakit yang disebabkan cacing Trichina tidak ada obatnya.
5. Babi mengandung Lemak Berlebih dan Zat Beracun
Lemak pada babi sangatlah banyak. Lemak tersebut masuk ke dalam peredaran darah dan mengakibatkan pengerasan pembuluh nadi, mempercepat tekanan darah dan penyakit jantung. Ada racun ajaib mengerikan bernama "Sutoxin" yang menyebabkan getah bening bengkak. Jika pada tahap pembengkakan serius maka sakit yang luar biasa akan diderita.
6. Flu Babi
Ini adalah fenomenal besar bagi umat manusia. Flu Babi adalah penyakit peringatan akan perintah Allah yang sebenar-benarnya bahwa mengapa babi itu haram menurut Allah. Flu Babi telah diprediksi sebelumnya sejak zaman Rosul. Semoga kita termasuk umat yang berpikir.
7. Gen Babi dan Manusia Mirip
Dikhawatirkan dengan memakan babi, sifat genetika yg dimiliki babi akan menurun pd manusia. Kehidupan babi yang kotor. Penelitian membuktikan kehidupan babi. Dibuat tempat yg bersih & terjaga untuk babi kemudian di kandang babi dimasukkan 2 jantan babi dan 1 betina. 2 babi jantan tersebut bergantian melakukan seks dengan betina.
Ini berbeda dengan 2 ayam jantan yg akan bertarung untuk mendapatkan 1 betina. Namun, parahnya babi bergantian mendapatkan 1 betina. Sifat-sifat ini dikhawatirkan akan menurun pada manusia. Wallohu A’lam bish-showab.
"Setiap binatang buas yang mempunyai gigi taring adalah haram dimakan." (HR Muslim). Jika kita terus menelik kedasar hadist ini, maka begitu sefaham sekali jika harus mengambil satu contoh untuk di publikasikan guna menambah wawasan, sebab Alloh sendiri melarang dan memerintahkan tentunya juga mempunyai dampak bagi makhluqnya, dan hal ini akan di perjelas lagi dengan salah satu contoh, misalnya anjing dan babi, kenapa anjing dan babi itu diharamkan berikutlah alasannya.
Anjing adalah salah satu hewan yg buas & mempunyai gigi taring. selain itu, setiap mendengar suara adzan, pasti Anjing selalu melolong panjang & suara itu bahkan bisa membuat anak-anak bayi menangis, itulah yg menandakan suara-suara setan yg keluar saat adzan dikumandangkan. anjing begitu peka dengan keberadaan setan. karena itu muncullah ayat untuk mengharamkan anjing.
Menurut ilmu kedokteran
Dalam tubuh anjing, mengandung banyak sekali kuman yg bisa mematikan manusia terutama pada liurnya. Seorang dokter pernah melakukan penyelidikan kenapa Anjing diharamkan oleh Allah, lalu dia melakukan percobaan dengan menempelkan sapu tangan ke tubuh seekor anjing, setelah dilihat menggunakan microscop, ternyata di sapu tangan itu mengandung banyak sekali kuman yg sangat berbahaya. Lalu dia mencoba menghilangkan kuman itu dengan mencucinya dengan sabun, tetapi kuman itu masih ada, tetapi setelah sapu tangan itu dicuci dengan tanah sesuai dengan yg diajarkan Rasulullah, ternyata kuman itu menghilang, itulah sebabnya mengapa jika menyentuh anjing kita harus mencucinya dengan tanah.
Mengapa Babi juga Diharamkan ?
Pandangan Islam
Allah berfirman dalam Q.S Al-Baqarah ayat 173 yg artinya :
"Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
Pandangan Kedokteran
1. Babi mengandung Belerang dengan Kadar Tinggi
Belerang pada babi sangat tinggi. Saat kita mengkonsumsi babi, belerang ikut masuk ke dalam tubuh dan terserap bercamput zat-zat lainnya. Belerang memiliki efek negatif untuk tubuh. Yaitu: menimbulkan penyakit infeksi persendian di mana belerang menumpuk di tulang rawan, otot dan saraf, mempercepat pengapuran, dan hernia.
2. Babi mengandung Hormon Pertumbuhan Dalam Jumlah Besar
Hormon pertumbuhan pada daging babi membuat pertambahan jaringan lemak pada tubuh manusia. Jaringan tubuh menjadi bengkak penuh lemak. Orang yang sering memakan daging babi akan menderita kegemukan. Proses penimbunan lemak mempengaruhi pertumbuhan tulang pada hidung, rahang, tulang muka, tangan dan kaki, secara tidak normal. Hal ini akan meningkat menjadi kanker pada tubuh.
3. Babi menyebabkan Penyakit Kulit
Babi mengandung dua zat berbahaya yaitu "histamin" dan "imtidazol". Kedua zat ini menyebabkan gatal-gatal pada tubuh, melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga tubuh mudah terserang penyakit menular: eksem, dermatitis, dan neurodermatitis. Penyakit lain yang mudah menyerang tubuh karena zat-zat ini adalah: bisul, radang usus buntu, penyakit kantung empedu, infeksi pembuluh darah nadi.
4. Babi adalah Penyebar Cacing Trichina
Cacing bebahaya yang menyebar dalam tubuh sangat mengerikan. Cacing ini tinggal di jaringan otot rahang, lidah, leher, tenggorokan, dan dada. Penyakit yang disebabkan cacing Trichina tidak ada obatnya.
5. Babi mengandung Lemak Berlebih dan Zat Beracun
Lemak pada babi sangatlah banyak. Lemak tersebut masuk ke dalam peredaran darah dan mengakibatkan pengerasan pembuluh nadi, mempercepat tekanan darah dan penyakit jantung. Ada racun ajaib mengerikan bernama "Sutoxin" yang menyebabkan getah bening bengkak. Jika pada tahap pembengkakan serius maka sakit yang luar biasa akan diderita.
6. Flu Babi
Ini adalah fenomenal besar bagi umat manusia. Flu Babi adalah penyakit peringatan akan perintah Allah yang sebenar-benarnya bahwa mengapa babi itu haram menurut Allah. Flu Babi telah diprediksi sebelumnya sejak zaman Rosul. Semoga kita termasuk umat yang berpikir.
7. Gen Babi dan Manusia Mirip
Dikhawatirkan dengan memakan babi, sifat genetika yg dimiliki babi akan menurun pd manusia. Kehidupan babi yang kotor. Penelitian membuktikan kehidupan babi. Dibuat tempat yg bersih & terjaga untuk babi kemudian di kandang babi dimasukkan 2 jantan babi dan 1 betina. 2 babi jantan tersebut bergantian melakukan seks dengan betina.
Ini berbeda dengan 2 ayam jantan yg akan bertarung untuk mendapatkan 1 betina. Namun, parahnya babi bergantian mendapatkan 1 betina. Sifat-sifat ini dikhawatirkan akan menurun pada manusia. Wallohu A’lam bish-showab.
By: Kang Aaf
GUNUNG
MENANGIS TAKUT TERGOLONG BATU API NERAKA
Pada suatu hari Uqa'il bin Abi
Thalib telah pergi bersama-sama dengan Nabi Muhammad S.A.W. Pada waktu itu Uqa'il telah melihat berita ajaib yang
menjadikan tetapi hatinya tetap bertambah kuat di dalam Islam dengan sebab tiga perkara tersebut. Peristiwa
pertama adalah, bahawa Rasulullah S.A.W akan mendatangi hajat yakni mebuang air besar dan di hadapannya terdapat
beberapa batang pohon. Maka baginda S.A.W berkata kepada Uqa'il, "Hai Uqa'il teruslah engkau berjalan
sampai ke pohon itu, dan katalah kepadanya, bahawa sesungguhnya Rasulullah berkata; Agar kamu semua datang
kepadanya untuk menjadi aling-aling atau penutup baginya, kerana sesungguhnya baginda akan mengambil
air wuduk dan buang air besar."
Uqa'il pun keluar dan
pergi mendapatkan pohon-pohon itu dan sebelum dia menyelesaikan tugas itu
ternyata pohon-pohon suda tumbang dari
akarnya serta sudah mengelilingi di sekitar baginda S.A.W selesai dari hajatnya. Maka Uqa'il kembali ke tempat
pohon-pohon itu.
Peristiwa kedua adalah,
bahawa Uqa'il berasa haus dan setelah mencari air ke mana pun jua namun
tidak ditemui. Maka baginda S.A.W
berkata kepada Uqa'il bin Abi Thalib, "Hai Uqa'il, dakilah gunung itu,
dan sampaikanlah salamku kepadanya serta
katakan, "Jika padamu ada air, berilah aku minum!"
Uqa'il lalu pergilah
mendaki gunung itu dan berkata kepadanya sebagaimana yang telah disabdakan
baginda itu. Maka sebelum ia selesai
berkata, gunung itu berkata dengan fasihnya, "Katakanlah kepada
Rasulullah, bahawa aku sejak Allah S.W.T
menurunkan ayat yang bermaksud : ("Hai orang-orang yang beriman, jagalah
dirimu beserta keluargamu dari (seksa)
api neraka yang umpannya dari manusia dan batu)." "Aku menangis dari
sebab takut kalau aku menjadi batu itu
maka tidak ada lagi air padaku."
Peristiwa yang ketiga
ialah, bahawa ketika Uqa'il sedang berjalan dengan Nabi, tiba-tiba ada seekor
unta yang meloncat dan lari ke hadapan
rasulullah, maka unta itu lalu berkata, "Ya Rasulullah, aku minta
perlindungan darimu." Unta masih
belum selesai mengadukan halnya, tiba-tiba datanglah dari belakang seorang
Arab kampung dengan membawa pedang
terhunus.Melihat orang Arab kampung dengan membawa pedang terhunus.
Melihat orang Arab
kampung itu, Nabi Muhammad S.A.W berkata, "Hendakl mengapakah kamu
terhadap unta itu ?"
Jawab orang kampungan
itu, "Wahai Rasulullah, aku telah membelinya dengan harta yang mahal,
tetapi dia tidak mahu taat atau tidak
mau jinak, maka akan kupotong saja dan akan kumanfaatkan dagingnya (kuberikan kepada orang-orang yang memerlukan)."
Rasulullah S.A.W bertanya, "Mengapa engkau menderhakai dia ?"
Jawab unta itu,
"Wahai Rasulullah, sungguh aku tidak menderhakainya dari satu pekerjaan,
akan tetapi aku menderhakainya dari
sebab perbuatannya yang buruk.. Kerana kabilah yang dia termasuk di dalam golongannya, sama tidur meninggalkan solat
Isya'. Kalau sekiranya dia mahu berjanji kepada engkau akan mengerjakan solat Isay' itu, maka aku
berjanji tidak akan menderhakainya lagi. Sebab aku takut kalau Allah menurunkan seksa-Nya kepada mereka sedang aku
berada di antara mereka."
Akhirnya Nabi Muhammad
S.A.W mengambil perjanjian orang Arab kampung itu, bahawa dia tidak akan meninggalkan solat Isya'. Dan baginda Nabi
Muhammad S.A.W menyerahan unta itu kepadanya. Dan dia pun kembali kepada keluarganya.
By:
Kang Aaf
Dunia Islam : Sajadah Unik, Akan Menyala Terang Bila
Menghadap Kiblat
Juli 7, 2012 — ZULFITRIANSYAH PUTRA
Alas untuk
shalat alias sajadah, yang biasa digunakan oleh sebagian besar dari 1,6 miliar
umat Islam di dunia, kini hadir dengan lebih modern
Seorang
desainer Inggris, Soner Ozenc menyuntikkan inovasi baru ke dalam sajadah yang
ia buat dengan menciptakan sajadah yang bisa menyala terang, yang akan menyala
ketika menghadapi kiblat di Makkah, surat kabar Mashable melaporkan.
EL
Sajjadah – yang “EL” adalah singkatan dari Electro Luminescent dan sajjadah,
bahasa Arab untuk sajadah, menggabungkan kompas digital yang membantu menerangi
dalam mencari araha Makkah.
“Saya
ingin merancang sesuatu yang baru, tapi saya datang ke titik di mana saya perlu
menambahkan fungsi untuk proyek ini,” kata Ozenc kepada Mashable. “Kemudian
saya datang dengan ide sajadah bercahaya.”
EL
Sajaddah tidak hanya fungsional, tetapi berseni, karena bisa digantung di
dinding rumah pemiliknya. Desain karpet ini didasarkan pada seni vektor
kontemporer, dengan terinspirasi oleh Masjid Biru di Turki. Dasarnya adalah
hitam – bermotif berwarna hijau – dan bisa memancarkan cahaya.
Sajadah
unik ini telah dipamerkan di Turki, Kuwait, Australia, Inggris, Korea Selatan,
dan Jepang. Museum of Modern Art di New York memamerkan EL Sajjadah tahun lalu
sebagai bagian dari pameran berjudul “Talk to Me: Design and the Communication
Between People and Objects.”
Ozenc,
yang memulai proyeknya enam tahun lalu, belum menerima kritik negatif terkait konsepnya
mengenai penggunaan teknologi dealam praktik keagamaan tradisional.
Valentine’s
Day Dalam pandangan Islam
(Tinjauan
Historis dan Aqidah)
Keinginan untuk ikut-ikutan memang ada dalam diri
manusia, akan tetapi hal tersebut menjadi tercela dalam Islam apabila orang
yang diikuti berbeda dengan kita dari sisi keyakinan dan pemikiran. Apalagi
bila mengikuti dalam perkara akidah, ibadah, syari’at dan kebiasaan.
Memasuki bulan Februari, kita selalu menyaksikan
media massa, mal-mal, dan pusat-pusat hiburan bersibuk-ria dan berlomba-lomba
untuk menarik perhatian para remaja. Tepat pada tanggal 14 Februari,
tidak sedikit di antara mereka berhura-hura menggelar pesta perayaan hingga
larut malam, bahkan ada juga yang di dalamnya berlangsung pesta seks bebas. Semua
pesta tersebut bermuara pada satu hal yaitu ‘’Valentine’s Day’’.Biasanya
mereka saling mengucapkan, “selamat hari Valentine”, berkirim
kartu dan bunga, saling curhat, saling bertukar pasangan, menyatakan sayang
atau cinta karena beranggapan, bahwa saat itu adalah “hari kasih sayang”.
Sekelumit
tentang Valentine’s day
Perayaan Valentine’s day tiada lain adalah hanya
untuk menghormati dan mengkultuskan st. Valentine yang dianggap martir yang
mati dibunuh pada tanggal 14 Februari 269 M (sumber lain menyebutkan 270 M) dan
juga dianggap sebagai seorang utusan dan uskup yang dimuliakan. Pengambilan
istilah itu juga dikaitkan dengan Lupercalia(*), upacara keagamaan orang Romawi
Kuno dan juga bahwa burung-burung kawin pada tanggal tersebut.
(*) Lupercalia merupakan upacara keagamaan (ritual)
yang dilakukan oleh orang-orang Romawi kuno yang dilaksanakan setiap tahun
untuk menyembah dewa Lupercus, yang oleh mereka dianggap sebagai dewa
kesuburan, dewa padang rumput dan pelindung ternak. Sebagai suatu upacara ritual
kesuburan, Lupercalia juga dihubungkan dengan penghormatan dan penyembahan
kepada dewa Faunus sebagai dewa alam dan pemberi wahyu.Upacara atau festival
tersebut dipimpin dan diawasi oleh suatu badan kegamaan yang disebut Luperci
dan para pendetanya disebut Luperci.
Setiap upacara Lupercalia dimulai dengan mengorbankan
beberapa ekor kambing dan seekor anjing yang dipimpin oleh para Luperci.
Upacara tersebut dilakukan di dalam sebuah gua bernama Lupercal, berada di
bukit Palatine, yang merupakan salah satu bukit di kota Roma. Setelah itu dua
orang Luperci (dalam sumber lain dua orang pemuda) dibawa ke sebuah altar,
kemudian sebuah pisau yang berlumuran darah disentuhkan pada kening mereka dan
darah itu diseka dengan kain wool yang telah dicelupkan ke dalam susu. Setelah
itu kedua orang tersebut diharuskan tertawa.
Kemudian para luperci memotong kulit kambing yang
dikorbankan dan dijadikan cambuk.Kemudian mereka berlari dalam dua geromboloan
mengelilingi bukit Palatine dan tembok-tembok kuno di Palatine, mencambuki
setiap wanita baik yang mengikuti upacara maupun yang mereka temui di jalanan.
Para wanita yang menerima cambukan itu dengan senang hati karena menurut mereka
cambukan itu dapat menyebabkan atau mengembalikan kesuburannya dan melahirkan
dengan mudah.
Upacara Lupercalia ini terus berlangsung sampai pada
masa pemerintahan Kaisar Constantin Agung (280 – 337 M).Kaisar Romawi ini
adalah kaisar pertama pemeluk agama Nasrani.Lewat masuknya agama Nasrani itu
dan berbagai jalan yang ditempuhnya, dia memegang peranan penting dalam hal
merubah agama yang dikejar-kejar dan diancam sebelumnya menjadi agama yang
dominan (bersifat nasional).Pengaruh agama nasrani semakin meluas di kerajaan
Romawi dan Dewan gereja memegang peranan penting di bidang politik.Pada tahun
494 M, Dewan Gereja di bawah pimpinan Paus Gelasius I merubah bentuk upacara
Lupercalia menjadi perayaan purifikasi (pemurnian/pembersihan diri). Dan pada
tahun 496 M, Paus Gelasius I mengubah tanggal perayaan purifikasi yang berasal
dari upacara ritual lupercalia dan tanggal 15 Februari menjadi tanggal 14
Februari.
Sedangkan yang di maksud dengan Martir adalah orang
yang dianggap mati sebagai pahlawan karena mempertahankan kepercayaan (agama).
Kini kita sudah tahu agama apa yang dipertahankan olehnya. Bagaimana kita bisa
turut serta pada hari yang ditetapkan untuk menghormati orang yang
mempertahankan agama yang bukan Islam.Dan bila dikaitkan dengan upacara
Lupercalia, maka ini juga sangat jauh dari syari’at Islam, bahkan penuh dengan
kesyirikan yang merusak tauhid.Lihatlah bagaimana upacara tersebut dilaksanakan
untuk menyembah dewa-dewa.Padahal tidak ada yang berhak disembah selain Allah
SWT.Belum lagi keyakinan batil tentang pengaruh cambukan yang dapat menyebabkan
atau mengembalikan kesuburan.Padahal tidak ada yang kuasa untuk memberi
kesuburan pada seseorang sebagaimana dalam firman-Nya yang artinya, “Atau
Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa) yang
dikehendaki-Nya, dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki.Sesungguhnya
Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” (QS. Asy-Syuura 42)
Cukupkanlah diri kita dengan apa yang telah
diturunkan Allah SWT. dalam Al-Qur’an dan yang diajarkan Rasulullah SAW. kepada
umatnya, Karena kasih sayang di antara sesama muslim jauh lebih indah dimana
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Perumpamaan orang mukmin di dalam saling
mencintai, saling mengasihi dan saling menyayangi adalah bagaikan satu jasad,
jika salah satu anggotanya menderita sakit maka seluruh jasad merasakan
(penderitaannya) dengan tidak bisa tidur dan merasa panas.”(HR. Bukhari dan
Muslim).
Merayakan
Valentine’s Day Dalam pandangan Islam
Rasulullah telah melarang umatnya mengikuti tata cara
peribadatan selain Islam dan segala sesuatu yang menjadi kekhususan mereka dan
agama mereka, beliau bersabda,“Barangsiapa meniru suatu kaum, maka ia
termasuk dari kaum tersebut.” (HR. At-Turmudzi).
Valentine’s day adalah salah satu contoh hari besar
di luar Islam yang pada hari itu sebagian kaum muslimin ikut memperingatinya,
terutama kalangan ramaja dan pemuda. Padahal Valentine menurut salah satu versi
sebuah ensiklopedi- adalah nama Pendeta St. Valentine yang
dihukum mati karena menentang Kaisar Claudius II yang merlarang pernikahan di
kalangan pemuda
Ibnu Qayyim al-Jauziyah berkata, “Memberikan ucapan selamat
terhadap acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati
bahwa perbuatan tersebut haram.Semisal memberi selamat atas hari raya dan puasa
mereka, dengan mengucapkan, “Selamat hari raya!” dan sejenisnya.Bagi yang mengucapkannya,
kalau pun tidak sampai pada kekafiran, paling tidak itu merupakan perbuatan
haram. Berarti ia telah memberi selamat atas perbuatan mereka yang menyekutukan
Allah SWT.
Banyak orang yang terjerumus dalam suatu perbuatan
tanpa menyadari buruknya perbuatan tersebut. Seperti orang yang memberi selamat
kepada orang lain atas perbuatan maksiat, bid’ah atau kekufuran. Padahal dengan
itu ia telah menyiapkan diri untuk mendapatkan kemarahan dan kemurkaan Allah
subhanahu wa ta’ala.
Di antara dampak buruk menyerupai mereka adalah: ikut
mempopulerkan ritual-ritual mereka sehingga terhapuslah nilai-nilai Islam.
Dampak buruk lainnya, bahwa dengan mengikuti mereka berarti memperbanyak jumlah
mereka, mendukung dan mengikuti agama mereka, padahal seorang muslim dalam
setiap raka’at shalatnya telah membaca ayat, yang artinya,
“Tunjukilah
kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan
nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan)
mereka yang sesat.” (Al-Fatihah:6-7)
Bagaimana mungkin ia memohon kepada Allah SWT. agar
ditunjukkan kepadanya jalan orang-orang yang mukmin dan dijauhkan darinya jalan
golongan mereka yang sesat dan dimurkai, namun ia sendiri justru menempuh jalan
sesat itu dengan sukarela.
Lain dari itu, mengekornya kaum muslimin terhadap
gaya hidup mereka akan membuat mereka senang serta dapat melahirkan kecintaan
dan keterikatan hati. Allah subhanahu wa ta’ala telah berfirman, yang artinya,
“Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang yahudi dan
nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebagian mereka adalah pemimpin bagi
sebagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi
pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka.Sesungguhnya
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim.” (Al-Maidah:51)
Semoga Allah SWT. senantiasa menjadikan hidup kita
penuh dengan kecintaan dan kasih sayang yang tulus, yang menjadi jembatan untuk
masuk ke dalam Surga yang hamparannya seluas langit dan bumi yang disediakan
bagi orang-orang yang bertakwa.
Semoga Allah menjadikan kita termasuk dalam golongan
orang-orang yang disebutkan dalam hadits qudsi, Allah SWT berfirman yang
artinya,
“Kecintaan-Ku adalah bagi mereka yang saling
mencintai karena Aku, yang saling berkorban karena Aku dan yang saling
mengunjungi karena Aku.”(HR. Ahmad).
Oleh : M. Rofi’i
Mahasiswa PBA, STAI Syaichona Moh.
Cholil Bangkalan.
TIDAKKAH
ANDA BERPIKIR BAGAIMANA ALLAH CIPTAKAN SIANG DAN MALAM?
Oleh:
Farid Dimyati. S. Pd. I
“sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan
pada apa yang di ciptakan Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat
tanda-tanda (kekuasaannya) bagi orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Yunus : 6)
“siang dan malam” , sebuah tanda keagungan Allah yang seringkali
terlewatkan, dan salah satu nikmatnya yang acapkali terlupakan oleh kita umat
manusia. Alloh menciptakan langit dan isinya dengan tatanan yang sungguh
menakjubkan, semua ciptaannya memiliki
potensi yang berbeda-beda, dia tidak ciptakan satu makhluq pun dengan sia-sia,
dia simpan setiktik hikmah dibalik hasil kreasinya sebagai renungan bagi umat
manusia . Diantara i’tibar yang dapat diambil, bahwa dengan rotasi bumi
pada porosnya, dengan matahari sebagai pusat tata surya, terjadilah siang dan
malam. Sebagaimana yang di sebutkan dalam QS. An Naml:88 dan QS. Yasin:38,
yang mengindikasikan perputaran bumi
pada porosnya dan tentang perputaran matahari pada garis edarnya.
Siang dan malam adalah dua tanda keagungan Allah,
yang menunjukkan ilmu dan kecermatannya yang mengagumkan. Sehingga prediksi
kalender melalui perhitungan astronomi, “tidak ada yang meleset”
walaupun telah dihitung bertahun-tahun sebelumnya. Matahari dengan
segala aktifitas manusia, adalah faktor utama yang tidak bisa di abaikan. Allah
menjadikan malam sebagai tempat istirahat, setelah siang hari menjalani
aktifitas kerja yang melelahkan, dengan diselimuti tenangnya kegelapan. Dan di
siang hari, Allah menjadikan segala sesuatu menjadi terang, sehingga memudahkan
manusia mencari penghidupan.
Pada siang hari kita sangat membutuhkan cahaya, sinar
yang di pancarkan oleh matahari akan menghasilkan pantulan warna berbeda-beda.
Penglihatan kita akan sia-sia tanpa keanekaragaman warna yang disinari olehnya.
Pada malam hari kita juga sangat membutuhan ketenangan, karena setelah matahari
terbenam, tubuh kita yang lelah setelah seharian beherja mendapat kesempatan
untuk istirahat, sehingga kekuatan fisik kembali seperti semula, sesuai firma
Allah QS. An Naba’: 10-11 yang artinya, “dan kami jadikan malam sebagai
malam sebagai pakain, dan kami jadikan siang untuk mencari penghidupan”.
Maka cahaya dan kegelapan adalah nikmat Allah yang
jarang kita sadari, apalagi kita syukuri. Dan pergerakan tata surya juga adalah
kenikmatan, karena dengan itu kita bisa mengetahui perputaran waktu dan semua
itu telah di atur oleh Allah dengan sebaik-baiknya.
Siang
dan malam saling melengkapi
Matahari di siang hari, ibarat lampu bagi penghuni
sebuah rumah yang dinyalakan sebagai penunjuk dan penerang. Lalu ketika butuh
istirahat dan ketenangan dia akan mematikannya, lantas dia member kesempatan
bagi yang lain untuk memakainya. Ketika belahan bumi bagian timur mengalami
siang hari, maka bumi bagain barat mengalami malam hari, begitu pula
sebaliknya. Maka disadari atau tidak, fenomena gelap dan terang yang muncul
dari keberadaan matahari, memberikan manfaat yang nyata dan melengkapi satu sama lain. Bahkan jika
salah satu dari siang dan malam hilang atau tidak seimbang, maka kelangsungan
makhluk hidup di bumi akan berhenti. Berkaitan dengan prosesi ini, Al Qur’an
mengingatkan kita dalam ayatnya yang berbunyi: “katakanlah: terangkanlah
kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu malam itu terus menerus sampai hari
kiamat, siapakah tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang
kepadamu? Maka apakah akmu tidak
mendengar?” QS. Al Qoshosh:71” ayat Al Qr’an tersebut mengindikasikan
terhentinya kehidupan tanpa keseimbanagn pada keduanya. Karena bagi kehidupan
manusia dan sebagian hewan, siang merupakan sarana mereka mencari penghidupan.
Sedangkan agi tumbuhan, ia sangat bergantung kepada sinar matahari untuk
memproduksi zat-zat makanan melalui sinar matahari dengan zat klorofil,
karbondioksida dan air yang lalu di olah menjadi karbohidrat yang di simpan
menjadi buah. Dan pada malam hari tumbuhan mengeluarkan oksigen yang sangat
penting bagi kelangsungan hidup manusia.
Siang
dan malam sebagai penunjuk waktu
Adanya hitungan waktu, baik sehari, sebulan bahkan
setahun, bisa kita ketahui dengan siklus pergantian siang dan malam. Adanya
musim dingin, musim gugur, musim semi dan musim panas merupakan sesuatu yang
sangat penting bagi kehidupan flora dan fauna. Pergantian iklim itu
dikareanakan perbedaan intensitas cahaya yang di terima di suatu tempat
berbeda-beda sesuai dengan posisi geografis tempat itu. Di sebutkan dalam Al
Qur’an “dan kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu kami
hapuskan tanda malam dan kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari karunia dari
tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. Dan
segala sesuatu telah kami terangkan dengan jelas. QS. Al Isra’: 12.
Ayat tersebut menyebutkan dengan jelas tanda
kekuasaan Allah dalam siklus pergantian siang dan malam, yakni supaya kita
mengetahui hitungan ahun dengan mudah. Tahun Qamariah (hitungan tahun yang
berdasarkan peredaran bulan), tiap tahunnya terdiri dari 354 + 1/5 atau 1/6
hari. Dan 1/6 atau 1/5 hari ini jika dijumlahkan dengan tahun-tahun berikutnya,
sama dengan satu hari, lebih jelasnya: 354+1/5 hari x 5 = 355 hari. Dan adri
satu hari itulah didapatkan jumlah tahun kabisat (355 hari) yang berbeda dengan
jumlah tahun lainnya (345 hari). Karena
itulah dalam setiap 30 tahun terdapat 11 tahun kabisat dan 19 tahun basithoh dalam
pola yang sangat teratur, rapid an tanpa kesalahan. Konsep ini akan terus
berlanjut dan berlaku tiap putaran tahun serta tidak berubah dengan jadwal yang
tidak akan salah sesuai teori kabisat dan bashithoh.
Kesimpulannya, ayat-ayat diatas memberitahuakn hikmah
penciptan siang dan malam, Pertama, hikmah penciptaan malam hari
dalam gelap dan siang hari dalam terang, adalah supaya kita mampu bekerja
secara maksimal pada siang hari dan beristirahat dengan tenang dimaam hari. Kedua,
supaya kita bisa mengetahui perhitungan waktu dengan tepat dari siklus
pergantian siang dan malam. Jadi sejauh itulah kakuasaan dan pengetahuan Allah
sang pencipta, sehingga kehidupan di bumi ini akan selalu terjaga dan tetap
eksis sampai hari yang telah di tentukan (hari kiamat tiba). Ketika itulah
seluruh system tata surya termasuk matahari, bumi dan semua yang ada di jagad
raya ini hancur dan beganti dengan bumi, matahri dan lain sebagainya dalam
format yang baru. Maha bijaksana Allah dalam segala sesuatu yang telah
diciptakannya. Wallahu a’lam.
PACARAN
ISLAMI BUTUH KURSUS!!??
Menempelkan label islam memang mudah. Namun ketika
yang dilekati adalah hal-hal yang menyimpang dari ajaran islam, maka perkaranya menjadi berat
pertanggung jawaban dihadapan Allah Swt.
Allah
Swt berfirman dalam Al-Qur’an yang mulia:
“Telah tampak kerusakan di daratan dan di lautan
disebabakan perbuatan tangan manusia, agar Allah merasakan kepada mereka
sebagian dari perbuatan mereka mudah-mudahhan mereka mau kembali kejalan yang
benar”. (Ar-rum
41)
Kalau kita kaji kembali secara mendeteal tentang
masalah pacaran islami yang sekarang sudah semarak dan bahkan menjadi darah
daging di lokasi pelajar dan pesantren, sedangkan dalam kamus bahasa indonisia,
pacar adalah sang kekasih hati atau teman lawan jenis yang tetap mempunyai
hubungan berdasarkan rasa cinta yang mengelora dan kasih sayang yang menggebu
dalam lubuk hatinya. Berpacaran adalah bercintaan, berkasih-kasihan. Memacari
adalah mengencani, menjadikan dia sebagai sang pujaan hatinya. Itulah pacaran
islami yang ada dalam kamus remaja di era yang moderenisasi ini.
Ala’ uddin Ali bin Muhammad bin
Ibrahim Al-Baghdadi yang masyhur dengan sebutan Al-Akhazin menyatakan dalam tafsirnya terhadap ayat
diatas. “telah tampak kerusakan di darat dan di laut”, karena kesyirikan
dan kemaksiatan tampaklah kekurangan hujan dan sedikitnya tanaman yang tumbuh
di daratan, di padang sahara yang tandus dan tanah yang kosong. Kurangnya hujan
ini selain berpengaruh pada daratan, juga berpengaruh pada lautan, di mana
hasil lautan berupa mutiara berkurang. Demikian, kerusakan dapat kita jumpai
dimana-mana. Jangankan di kota-kota besar, bahkan di pedesaan pun tersuntik
oleh budaya barat. Contohnya ketika para pemuda pemudi sekarang yang marak
berkata “CIYUS” katehuilah bahwa
perkataan kata itu merupakan singkatan dari “CINTA YESUS”, sungguh orang kafir telah berhasil menyesatkan
generasi islam dengan sebuah kata yang hampir mengelincirkanya ke dalam
kenistaan. Belum lagi musibah yang terjadi hampir diseluruh negeri seperti
contoh tanah longsor dan lain-lainnya. Semua itu tak lain penyebabnya karena
dosa anak manusia yang kurang mendalam dalam belajar ilmu agama.
Abdul ‘Aliyah juga berkata, “siapa
yang bermaksiat kepada Allah di muka bumi ini, maka sungguh ia telah membuat
kerusakan di bumi. Karena kebaikan di bumi dan di langit diperoleh dengan
ketaatan kepada sang penciptanya. Pergaulan anak muda yang rusak merupakan
salah satu penyebab kerusakan tersebut. Pacaran dianggap boleh-boleh saja,
bahkan dianggap suatu kewajaran bagi anak muda sekarang. Para pemuda pemudi
yang katanya punya gairah terhadap islam, yang aktif dalam organisasi islam
training-training pembinaan keimanan dan kegiatan-kegiatan islam yang hendak
kita tuju. Mungkin karena kedangkalan terhadap ilmu-ilmu islam atau
mendominasinya hawa nafsu “pacaran islami” dalam pergaulan mereka.
Bagaimana pacaran islami sebenarnya? Jelas karena diberi ebel-embel islam,
mereka hendak berbeda dengan pacaran orang awam/jahil. Tidak ada saling
sentuhan, tidak ada pegang-pegangan, tidak ada kata kotor dan keji. Masing-masing
menjaga diri. Kalau pun saling berbincang dan bertemu, yang menjadi pembicaran
tentang islam dan saling mengingat untuk beramal, berzikir kepada Allah Swt.
Mengingat negeri akhirat tentang surga dan neraka Begitu katanya!. Padahal dalan syariat
Rasulullah melarang keras orang laki-laki bersama perempuan yang tidak ditemani
muhrimnya.
Pacaran yang dilakukan hanyalah
sebagai tahap penjajakan. kalau cocok diteruskan sampai kejenjang pernikahan.
Kalau tidak, di akhiri dengan baik-baik atau pun dengan permusuhan. Dulu
penulis pernah mendengar ucapan salah satu seorang pujangga yang mengartikan
pacaran secara bahasa adalah senang-senang sedangkan secara istilahnya sepasang
dua insan yang saling mencintai dan dicintai. Biasanya mayoritas orang yang berpacaran
pasti merayakan hal-hal yang aneh yang dilarang oleh syariat islam seperti
contoh mengadakan Velentine Day (hari kasih sayang) yang tengah semarak di
permukan jagat raya ini.
Darimanakah mereka mendapatkan
pembenaran atas perbuatannya? Benarkah mereka telah menjaga diri dari perkara
yang haram atau malah mereka terpelosok ke dalamnya? Ya, setanlah yang
menghias-hiasi kebatilan perbuatan mereka sehingga tampak sebagai kebenaran.
Mereka memang berkata tidak bersentuhan, tidak pegangan tangan, tidak ini dan
tidak itu, sehingga jauh dari keingginan berbuat nesta, sebagai mana pacarannya
pemuda pemudi awam yang pada akhirnya menyeret mereka untuk berzina dengan
pasanganya. Na’udzubillah!!! Namun tahukah mereka bahwa hati merka tidak
selamat dan hati mereka telah berzina?
Rasulullah
Swa telah mengiatkan dalam sabdanya;
“sesungguhnya Allah menetapkan atas adam bagiannya
dari zina! Dia akan mendapatkannya, tidak bisa tidak. Maka, zinanya mata adalah
dengan memandang dan zinanya lisan dengan berbicara. Sementara jiwa itu
berangan-angan dan berkeinginan, sedangkan kemaluan yang membenarkan semua itu
atau mendustakannya.” (HR. Al-Bukhori no. 6243 dan muslim 2657 dari Abu
Hurairah)
Disamping itu dengan pacaran islami, mereka tentu
tidak akan lepas dari yang namanya khalwat dan ikhtilat. Oleh karena Al-Qadhi
Iyadh berkata, “wanita adalah fitnah sehingga laki-laki ajnabi dilarang bersepi
sepi dengannya. Karena jiwa manusia dicipitakan punya kecenderungan syahwat
terhadap wanita, dan setan akan menguasai mereka dengan perantaraan para
wanita.” Seperti contoh seorang laki-laki yang telah resmi melamar seorang
wanita, ia harus menjaga jangan sampai menjadi fitnah dengan diterimanya
pinanganya tidak berarti ia bebas berbicara dan bercanda dengan orang yang akan
dinikahinya. Bebas telfon, bebas sms, bebas chating, dan apa saja. Lalu apalagi
orang yang baru sekedar pacaran belum ada peminangan, walaupun di embel-embeli
kata islami.
Asy-syaikh
Abdullah bin Abdurrahnmandalam Fatwa al-Ma’rifat (hal 58)
“bila
seseorang lelaki melakukan surat menyurat dengan seorang wanita ajnabiyah,
hingga pada akhirnya keduanya saling jatuh cinta. Apakah perbuatan ini haram?
Beliau menjawab, perbuatan seperti itu tidak boleh dilakukan, karena dapat
membangkitkan sahwat di antara dua insan. Dan syahwat tersebut mendorong
keduanya untuk saling bertemu dan terus berhubungan. Kebanyakan surat menyurat
seprti itu menimbulkan fitnah dan menumbuhkan kecintaan pada zina di dalam
hati. Di mana hal itu perkara yang menjatuhkan seorang hamba kedalam perbuatan
keji, oleh karena itu kami memberikan nasihat kepada orang yang ingin
memperbaiki jiwanya agar tidak melakukan surat menyurat yang seperti itu dan
menjaga diri dari pembicaran dengan lawan jenis yang bukan mahrom. Semuanya
demi menjaga agama dan kehormatan kita.
Oleh
: Filza Al-Arif
Pu3
Qaisyara
Perspektif
Kepemimpinan Dalam Islam
Di dalam konsep Islam,
pemimpin merupakan hal yang sangat final dan fundamental. Ia menempati posisi
tertinggi dalam bangunan masyarakat Islam. Dalam kehidupan berjama'ah, pemimpin
ibarat kepala dari seluruh anggota tubuhnya. Ia memiliki peranan yang strategis
dalam pengaturan pola (minhaj) dan gerakan (harakah). Kecakapannya dalam
memimpin akan mengarahkan ummatnya kepada tujuan yang ingin dicapai, yaitu
kejayaan dan kesejahteraan ummat dengan iringan ridho Allah.
Dalam tatanan masyarakat
Islami, pemimpin berada pada posisi yang menentukan terhadap perjalanan
ummatnya. Apabila sebuah jama'ah memiliki seorang pemimpin yang prima,
produktif dan cakap dalam pengembangan dan pembangkitan daya juang dan
kreativitas amaliyah, maka dapat dipastikan perjalanan ummatnya akan mencapai
titik keberhasilan. Dan sebaliknya, manakala suatu jama'ah dipimpin oleh orang
yang memiliki banyak kelemahan, baik dalam hal keilmuan, manajerial, maupun
dalam hal pemahaman dan nilai tanggung jawab, serta lebih mengutamakan hawa
nafsunya dalam pengambilan keputusan dan tindakan, maka dapat dipastikan,
tatanan jama'ah akan mengalami kemunduran, dan bahkan mengalami kehancuran.
Oleh karena itulah, Islam memandang bahwa kepemimpinan
memiliki posisi yang sangat strategis dalam terwujudnya masyarakat yang berada
dalam Baldatun Thoyyibatun Wa Robbun Ghofur yaitu masyarakat Islami yang dalam
sistem kehidupannya menerapkan prinsip-prinsip Islam. Begitu pentingnya
kepemimpinan atau imam dalam sebuah jama'ah atau kelompok, sampai-sampai
Rasulullah bersabda yang maksudnya:"Apabila kamu mengadakan perjalanan
secara berkelompok, maka tunjuklah salah satunya sebagai imam (pemimpin
perjalanan)."
Demikian juga jika kita lihat dalam sejarah Islam
(Tarikh Islam) mengenai pentingnya kedudukan pemimpin dalam kehidupan ummat
muslim. Kita lihat dalam sejarah, ketika Rasulullah saw. wafat, maka para
shahabat segera mengadakan musyawarah untuk menentukan seorang khalifah. Hingga
jenazah Rasulullah pun harus tertunda penguburanya selama tiga hari. Para
shahabat ketika itu lebih mementingkan terpilihnya pemimpin pengganti
Rasulullah, karena kekhawatiran akan terjadinya ikhlilaf (perpecahan) di
kalangan ummat muslim kala itu. Hingga akhirnya terpilihlah Abu Bakar sebagai
khalifah yang pertama setelah Rasulullah saw. wafat.
Beberapa
komponen yang menjadi persyaratan terwujudnya masyarakat Islami, yaitu :
·
Adanya wilayah teritorial yang kondusif (al-bi'ah, al-quro),
·
Adanya umat (al-ummah)
·
Adanya syari'at atau aturan (asy-syari'ah)
·
Adanya pemimpin (al-imamah, amirul ummah)
Pemimpin pun menjadi salah satu pilar penting dalam
upaya kebangkitan umat. Islam yang telah dikenal memiliki minhajul hayat
(konsep hidup) paling teratur dan sempurna dibandingkan konsep-konsep buatan
dan olahan hasil rekayasa dan imajinasi otak manusia, telah menunjukkan
nilainya yang universal dan dinamis dalam penyatuan seluruh komponen umat.
Empat pilar
kebangkitan umat, kesemuanya saling menopang dan melengkapi, yaitu :
·
Keadilan para pemimpin (umaro)
·
Ilmunya para ‘ulama
·
Kedermawanan para aghniya (orang kaya)
·
Do'anya orang-orang faqir (miskin)
Beberapa
istilah yang mengarah kepada pengertian pemimpin, yaitu:
·
Umaro atau ulil amri yang bermakna pemimpin negara (pemerintah)
·
Amirul ummah yang bermakna pemimpin (amir) ummat
·
Al-Qiyadah yang bermakna ketua atau pimpinan kelompok
·
Al-Mas'uliyah yang bermakna penanggung jawab
·
Khadimul ummah yang bermakna pelayan ummat
Dari beberapa istilah diatas, dapat disimpulkan bahwa pemimpin adalah orang yang
ditugasi atau diberi amanah untuk mengurusi permasalahan ummat, baik dalam
lingkup jama'ah (kelompok) maupun sampai kepada urusan pemerintahan, serta
memposisikan dirinya sebagai pelayan masyarakat dengan memberikan perhatian yang
lebih dalam upaya mensejahterakan ummatnya, bukan sebaliknya, mempergunakan
kekuasaan dan jabatan untuk mengeksploitasi sumber daya yang ada, baik SDM
maupun SDA, hanya untuk pemuasan kepentingan pribadi dan kaum kerabatnya atau kelompoknya.
Kriteria dalam Menentukan Pemimpin
Beberapa faktor yang menjadi kriteria yang bersifat
general dan spesifik dalam menentukan pemimpin tersebut adalah antara lain:
a.
Faktor Keulamaan
Dalam QS.
Fathir:28, Allah menerangkan bahwa diantara hamba-hamba Allah,
yang paling takut adalah al-‘ulama. Hal ini menunjukkan bahwa apabila pemimpin
tersebut memiliki kriteria keulamaan, maka dia akan selalu menyandarkan segala
sikap dan keputusannya berdasarkan wahyu (Al-Qur'an). Dia takut untuk melakukan
kesalahan dan berbuat maksiat kepada Allah.
Berdasarkan QS.Al
Hujarat:1, maka ia tidak akan gegabah dan membantah atau
mendahului ketentuan yang telah ditetapkan Allah dan Rasul-Nya. Dalam
pengambilan keputusan, ia selalu merujuk kepada petunjuk Al-Qur'an dan
Al-Hadits.
Berdasarkan QS. Al
Ankabut: 49, maka seorang pemimpin yang berkriteria ulama, haruslah
memiliki keilmuan yang dalam di dalam dadanya (fii shudur). Ia selalu
menampilkan ucapan, perbuatan, dan perangainya berdasarkan sandaran ilmu.
b.
Faktor Intelektual (Kecerdasan)
Seorang calon pemimpin
haruslah memiliki kecerdasan, baik secara emosional (EQ), spiritual (SQ) maupun
intelektual (IQ). Dalam
hadits Rasulullah melalui jalan shahabat Ibnu Abbas r.a, bersabda: "Orang yang pintar adalah orang yang mampu menguasai dirinya dan beramal
untuk kepentingan sesudah mati, dan orang yang bodoh (al-‘ajiz) adalah orang
yang memperturutkan hawa nafsunya dan pandai berangan-angan atas Allah dengan
segala angan-angan". (HR.
Bukhari, Muslim, Al-Baihaqy)
Hadits ini mengandung isyarat
bahwa seorang pemimpin haruslah orang yang mampu menguasai dirinya dan
emosinya. Bersikap lembut, pemaaf, dan tidak mudah amarah. Dalam mengambil
sikap dan keputusan, ia lebih mengutamakan hujjah Al-Qur'an dan Al-Hadits,
daripada hanya sekedar nafsu dan keinginan-nya. Ia akan menganalisa semua aspek
dan faktor yang mempengaruhi penilaian dan pengambilan keputusan.
Berdasarkan QS. Annis’:58,
mengandung arti bahwa dalam mengambil dan mengajukan diri untuk memegang suatu
amanah, haruslah disesuaikan dengan kapasitas dan kapabilitas (kafa'ah) yang
dimiliki
Rasulullah SAW. berpesan:"Barangsiapa menyerahkan suatu urusan
kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya."
c.
Faktor Kepeloporan
Berdasarkan QS.Az-Zumar:12, maka
seorang pemimpin haruslah memiliki sifat kepeloporan. Selalu menjadi barisan
terdepan (pioneer) dalam memerankan perintah Islam.
Berdasarkan QS.Al
An’am:135, maka seorang pemimpin tidak hanya ahli di bidang penyusunan
konsep dan strategi (konseptor), tetapi haruslah juga orang yang memiliki
karakter sebagai pekerja (operator). Orang yang tidak hanya pandai bicara,
tetapi juga pandai bekerja.
Berdasarkan QS.Al
An’am:162-163, maka seorang pemimpin haruslah orang yang tawajjuh
kepada Allah. Menyadari bahwa semua yang berkaitan dengan dirinya, adalah milik
dan untuk Allah. Sehingga ia tidak akan menyekutukan Allah, dan selalu berupaya
untuk mencari ridho Allah.
Berdasarkan QS.Ali
Imran:110, sebagai khoiru ummah (manusia subjek) maka seorang pemimpin
haruslah orang yang selalu menyeru kepada yang ma'ruf, mencegah dari perbuatan
yang mungkar, dan senantiasa beriman kepada Allah.
d.
Faktor Keteladanan
Seorang calon pemimpin
haruslah orang yang memiliki figur keteladanan dalam dirinya, baik dalam hal
ibadah, akhlaq, dsb. Berdasarkan
QS.Al Ahzab:21, maka seorang pemimpin haruslah menjadikan Rasulullah
sebagai suri teladan
bagi dirinya. Sehingga, meskipun tidak akan mencapai titik kesempurnaan, paling
tidak ia mampu menampilkan akhlaq yang baik layaknya Rasulullah.
Berdasarkan QS.Al Qalam:4,
maka seorang pemimpin haruslah memiliki akhlaq yang mulia (akhlaqul karimah),
sehingga dengannya mampu membawa perubahan dan perbaikan dalam kehidupan sosial
masyarakat.
Faktor akhlaq adalah masalah
paling mendasar dalam kepemimpinan. Walaupun seorang pemimpin memiliki
kecerdasan intelektual yang luar biasa, tetapi apabila tidak dikontrol melalui
akhlaq yang baik, maka ia justru akan membawa kerusakan (fasada) dan
kehancuran.
e.
Faktor Manajerial (Management)
Berdasarkan QS.As
Shaff:4, maka seorang pemimpin haruslah memahami ilmu manajerial
(meskipun pada standar yang minim). Memahami manajemen kepemimpinan,
perencanaan, administrasi, distribusi keanggotaan, dsb.
Seorang pemimpin harus mampu
menciptakan keserasian, keselarasan, dan kerapian manajerial lembaganya
(tandhim), baik aturan-aturan yang bersifat mengikat, kemampuan anggota,
pencapaian hasil, serta parameter-parameter lainnya. Dengan kemampuan ini, maka akan tercipta tanasuq (keteraturan), tawazun
(keseimbangan), yang kesemuanya bermuara pada takamul (komprehensif) secara
keseluruhan. Oleh
karena itu, mari kita lebih berhati-hati dalam menentukan imam atau pemimpin
kita. Karena apapun akibat yang dilakukannya, maka kita pun akan turut
bertanggung jawab terhadapnya. Jika kepemimpinannya baik, maka kita akan
merasakan nikmatnya. Sebaliknya, apabila kepemimpinannya buruk, maka kita pun
akan merasakan kerusakan dan kehancurannya. Wallahu a'lam bish-showwab
Semoga kita semua kelak
menjadi pemimpin yang adil dan diridhoi oleh Allah SWT.
By: M. Rofi’i_PBA IV STAI
Syaichona Moh. Cholil