Posting Lengkap

Selasa, 29 April 2014

Kumpulan Artikel Demangan News



Pengaruh Ramalan Pada Ideologi Masyarakat
Oleh: Sunanul hudha el-Aziz

Dewasa ini, ramalan-ramalan mistik sering muncul di ranah kehidupan suatu komunitas, khususnya kalangan awam. Ramalan tersebut tak ubahnya kiblat bagi mereka. mereka tidak segan-segan untuk menghentikan segala aktivitasnya lantaran ramalannya menunjukkan pada hal yang jelek. Sebab bagi mereka ramalan merupakan pedoman hidup. Bahkan lebih parah lagi, ramalan dijadikan sebuah keyakinan sakral yang tidak boleh dilanggar.
Sebenarnya, jika kita lihat dari berbagai aspek, ramalan hanyalah sebuah 'tebakan' yang tidak memiliki garansi perihal otentisitasnya. Bahkan ramalan masuk pada katagori ilmu yang 'berbahaya', baik bagi sang empunya maupun orang yang mendatanginya. Sebagaimana hadis nabi: "Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal lalu menanyakan tentang suatu hal, maka shalatnya tidak diterima selama empat puluh malam." (HR; Bukhari) dalam hadis lain disebutkan: "Barangsiapa mendatangi tukang tenung atau peramal lalu membenarkan apa yang dikatakannya, maka dia telah mengingkari apa yang diturunkan  kepada Muhammad." (HR: Ahmad).
Selanjutnya, jauh sebelum eksistensi 'ramalan' masuk ke ranah kehidupan masyarakat, Rasulullah telah memprediksi bahwa kelak ilmu ramalan (ilmu nujum) akan mengisi kehidupan umatnya bahkan akan membudaya di suatu komunitas. Ternyata prediksi ini benar-benar menjadi kenyataan. Sebab pasca kehidupan Rasulullah 'ramalan' mulai mewarnai setiap ruang kehidupan umat-nya. Hal ini dapat diidentifikasi dari sabda beliau: "Aku takutkan pada umatku setelah aku tiada atas dua hal; yaitu mendustakan qodar (ketentuan Allah) dan percaya pada ramalan (parbintangan). (HR Ibnu Uyainah).

Tidak diragukan lagi, bahwa dalam ramalan, yang banyak mengandung aroma mistik, terdapat efek negatif yang sangat berpotensi merusak akidah seseorang. Disamping itu, kebiasaan bergumul dengan hal-hal mistik dapat menyebabkan munculnya khurafat dan takhayyul. Khurafat adalah kepercayaan yang menghubungkan suatu peristiwa atau kejadian tertentu dengan perkara yang tidak rasional. Adapun takhayyaul adalah sebuah kepercayaan pada eksistenti sesuatu walaupun realitanya tidak ada, sebab itu hanyalah khayalan dan angan-angan belaka. Takhayyaul merupakan paham dinanisme sebagai pengaruh dari agama hindu dan budha. Kepercayaan pada takhayyul ini sulit dihilangkan, justru ketika zaman semakin moderen takhayyaul malah semakin dimodifikasi menjadi berbagai film dan senetron horor yang disajikan dengan berbagai tema di televisi.
Ala kulli hâl, baik dan buruk adalah hal gaib, yang hanya diketahui Allah semata, bahkan Nabi dan Malaikat pun tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi esok. Dalam al-Quran ditegaskan  "Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui kapan mereka akan dibangkitkan." (QS al-Naml [27] 65). Dan Allah  juga berfirman dalam ayat lain, "Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengena.” (QS Luqman [31] 34).
Penulis adalah Pustakawan dan Redaksi majalah ijtihad pondok pesantren sidogiri




KOMPARASI  PARADIGMA DALAM  KONTEKSTUAL  KHITBAH
                            Oleh: A.M.Holilurrohman el-bongkary

Dewasa ini banyak remaja yang memilih pasangan dengan cara asal-asalan sehingga setelah menikah akibatnya malah lontang-lantung tak karuan.
Kami yakin seandainya kita bisa menggunakan akal serta fikiran kita, pasti bisa menganalisis hal yang semacam itu sehingga mampu menciptakan suatu hubungan yang sakinah, mawaddah,  warohmah., baik itu di dunia ataupun di akhirat. Dan hal ini terjadi, tentunya karena ada suatu unsur kesalah fahaman oleh golongan puberitas dalam memaknai cinta serta hakikat kehidupan dalam berkeluarga, sehingga menimbulkan konflik dan perang dingin setelah berhubungan dengan cinta yang ia anggap tulus itu.
Sedangkan dalam masalah ini Islam sudah meneropong jauh ke depan beberapa kreteria yang menjadi tolak ukur agar bisa mendapatkan pasangan yang sakinah, mawaddah, warohmah bagi setiap insan yang siap untuk memadu kasih dalam ikatan yang sah secara agama dan negara.
­­pertama, di tinjau dari segi fisiknya yaitu yang berupa kecantikan.
Kedua, dunia dan kehidupannya (materi)
Ketiga, keturunannya (nasab)
Empat, adalah agamanya
            Dalam hal ini Islam sengaja meletakkan agama di urutan paling terakhir tentu saja bukan karena ingin meremehkan dalam hal keagamaan melainkan untuk menujukkan suatu tasawwur dalam jati diri manusia bahwa hal awal yang direspon oleh kebanyakan manusia adalah kecantikan. sedangkan hal ini tidak jauh berbeda dengan perihal Nabi Adam AS yang terkesima melihat Siti Hawa ketika baru saja diciptakannya. dan hal ini juga memprioritaskan manusia bahwa manusia lebih  banyak mengandalkan hawa nafsunya dari pada akal sehatnya. Namun Rosululloh SAW menganjurkan agar memposisikankan agama dalam urutan pertama dalam hal pencarian pasangan atau jodoh, sebab kecantikan yang hakiki adalah kecantikan yang telah di kroscek oleh masyarakat yaitu hati yang selalu menjadi tolak ukur atau kadar baiknya seseorang. sedangkan hati yang baik akan memancarkan pada perbuatan yang baik. sehingga, ketika bahtera rumah tangga di bangun, kita dapat menciptakan bibit masyarakat yang bermoral, dalam artian selalu taat kepada undang-undang Agama ataupun undang-undang Negara dan kemasyarakatan. Agar kita bisa melestarikan kehidupan dunia demi merajut ke kehidupan akhirat, sebab kehidupan yang sebenarnya adalah akhirat.
            Dengan sekapur sirih ini, si penulis berharap seluruh pembaca pada khususnya serta seluruh Muslimin pada umumnya mendapatkan jodoh yang sakinah, mawaddah ,warohmah. Amin ya robbal alamin.



KENYATAAN AL-QUR’AN DALAM KEHARAMAN ANJING DAN BABI
Rasulullah Saw bersabda :
"Setiap binatang
 buas yang mempunyai  gigi  taring adalah haram dimakan." (HR Muslim). Jika kita terus menelik kedasar hadist ini, maka begitu sefaham  sekali jika harus mengambil satu contoh untuk di publikasikan guna menambah wawasan, sebab Alloh sendiri melarang dan memerintahkan tentunya juga mempunyai dampak bagi makhluqnya, dan hal ini akan di perjelas lagi dengan salah satu contoh, misalnya anjing dan babi, kenapa anjing dan babi itu diharamkan berikutlah alasannya.
            Anjing adalah salah satu hewan yg buas & mempunyai gigi taring. selain itu, setiap mendengar suara adzan, pasti Anjing selalu melolong panjang & suara itu bahkan bisa membuat anak-anak  bayi menangis, itulah yg menandakan suara-suara setan yg keluar saat adzan dikumandangkan. anjing begitu peka dengan keberadaan setan. karena itu muncullah ayat untuk mengharamkan anjing.
Menurut ilmu kedokteran
            Dalam tubuh anjing, mengandung banyak sekali kuman yg bisa mematikan manusia terutama pada liurnya. Seorang dokter pernah melakukan penyelidikan kenapa Anjing diharamkan oleh Allah, lalu dia melakukan percobaan dengan menempelkan sapu tangan ke tubuh seekor anjing, setelah dilihat menggunakan microscop, ternyata di sapu tangan itu mengandung banyak sekali kuman yg sangat berbahaya. Lalu dia mencoba menghilangkan kuman itu dengan mencucinya dengan sabun, tetapi kuman itu masih ada, tetapi setelah sapu tangan itu dicuci dengan tanah sesuai dengan yg diajarkan Rasulullah, ternyata kuman itu menghilang, itulah sebabnya mengapa jika menyentuh anjing kita harus mencucinya dengan tanah.
Mengapa Babi juga Diharamkan ?
Pandangan Islam
            Allah berfirman dalam Q.S Al-Baqarah ayat 173 yg artinya :
"Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
”.

Pandangan Kedokteran
1. Babi mengandung Belerang dengan Kadar Tinggi
            Belerang pada babi sangat tinggi. Saat kita mengkonsumsi babi, belerang ikut masuk ke dalam tubuh dan terserap bercamput zat-zat lainnya. Belerang memiliki efek negatif untuk tubuh. Yaitu: menimbulkan penyakit infeksi persendian di mana belerang menumpuk di tulang rawan, otot dan saraf, mempercepat pengapuran, dan hernia.
2. Babi mengandung Hormon Pertumbuhan Dalam Jumlah Besar
            Hormon pertumbuhan pada daging babi membuat pertambahan jaringan lemak pada tubuh manusia. Jaringan tubuh menjadi bengkak penuh lemak. Orang yang sering memakan daging babi akan menderita kegemukan. Proses penimbunan lemak mempengaruhi pertumbuhan tulang pada hidung, rahang, tulang muka, tangan dan kaki, secara tidak normal. Hal ini akan meningkat menjadi kanker pada tubuh.
3. Babi menyebabkan Penyakit Kulit
            Babi mengandung dua zat berbahaya yaitu "histamin" dan "imtidazol". Kedua zat ini menyebabkan gatal-gatal pada tubuh, melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga tubuh mudah terserang penyakit menular: eksem, dermatitis, dan neurodermatitis. Penyakit lain yang mudah menyerang tubuh karena zat-zat ini adalah: bisul, radang usus buntu, penyakit kantung empedu, infeksi pembuluh darah nadi.
4. Babi adalah Penyebar Cacing Trichina
            Cacing bebahaya yang menyebar dalam tubuh sangat mengerikan. Cacing ini tinggal di jaringan otot rahang, lidah, leher, tenggorokan, dan dada. Penyakit yang disebabkan cacing Trichina tidak ada obatnya.
5. Babi mengandung Lemak Berlebih dan Zat Beracun
            Lemak pada babi sangatlah banyak. Lemak tersebut masuk ke dalam peredaran darah dan mengakibatkan pengerasan pembuluh nadi, mempercepat tekanan darah dan penyakit jantung. Ada racun ajaib mengerikan bernama "Sutoxin" yang menyebabkan getah bening bengkak. Jika pada tahap pembengkakan serius maka sakit yang luar biasa akan diderita.
6. Flu Babi
            Ini adalah fenomenal besar bagi umat manusia. Flu Babi adalah penyakit peringatan akan perintah Allah yang sebenar-benarnya bahwa mengapa babi itu haram menurut Allah. Flu Babi telah diprediksi sebelumnya sejak zaman Rosul. Semoga kita termasuk umat yang berpikir.

7. Gen Babi dan Manusia Mirip
            Dikhawatirkan dengan memakan babi, sifat genetika yg dimiliki babi akan menurun pd manusia. Kehidupan babi yang kotor. Penelitian membuktikan kehidupan babi. Dibuat tempat yg bersih & terjaga untuk babi kemudian di kandang babi dimasukkan 2 jantan babi dan 1 betina. 2 babi jantan tersebut bergantian melakukan seks dengan betina.

Ini berbeda dengan 2 ayam jantan yg akan bertarung untuk mendapatkan 1 betina. Namun, parahnya babi bergantian mendapatkan 1 betina. Sifat
-sifat ini dikhawatirkan akan menurun pada manusia. Wallohu A’lam bish-showab.
By: Kang Aaf




GUNUNG MENANGIS TAKUT TERGOLONG BATU API NERAKA
 
 Pada suatu hari Uqa'il bin Abi Thalib telah pergi bersama-sama dengan Nabi Muhammad S.A.W. Pada waktu  itu Uqa'il telah melihat berita ajaib yang menjadikan tetapi hatinya tetap bertambah kuat di dalam Islam dengan  sebab tiga perkara tersebut. Peristiwa pertama adalah, bahawa Rasulullah S.A.W akan mendatangi hajat yakni  mebuang air besar dan di hadapannya terdapat beberapa batang pohon. Maka baginda S.A.W berkata kepada  Uqa'il, "Hai Uqa'il teruslah engkau berjalan sampai ke pohon itu, dan katalah kepadanya, bahawa sesungguhnya  Rasulullah berkata; Agar kamu semua datang kepadanya untuk menjadi aling-aling atau penutup baginya,  kerana sesungguhnya baginda akan mengambil air wuduk dan buang air besar." 
 
 Uqa'il pun keluar dan pergi mendapatkan pohon-pohon itu dan sebelum dia menyelesaikan tugas itu ternyata  pohon-pohon suda tumbang dari akarnya serta sudah mengelilingi di sekitar baginda S.A.W selesai dari  hajatnya. Maka Uqa'il kembali ke tempat pohon-pohon itu. 
  Peristiwa kedua adalah, bahawa Uqa'il berasa haus dan setelah mencari air ke mana pun jua namun tidak  ditemui. Maka baginda S.A.W berkata kepada Uqa'il bin Abi Thalib, "Hai Uqa'il, dakilah gunung itu, dan  sampaikanlah salamku kepadanya serta katakan, "Jika padamu ada air, berilah aku minum!" 
 
 Uqa'il lalu pergilah mendaki gunung itu dan berkata kepadanya sebagaimana yang telah disabdakan baginda itu.  Maka sebelum ia selesai berkata, gunung itu berkata dengan fasihnya, "Katakanlah kepada Rasulullah, bahawa  aku sejak Allah S.W.T menurunkan ayat yang bermaksud : ("Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu  beserta keluargamu dari (seksa) api neraka yang umpannya dari manusia dan batu)." "Aku menangis dari sebab  takut kalau aku menjadi batu itu maka tidak ada lagi air padaku." 
 
 Peristiwa yang ketiga ialah, bahawa ketika Uqa'il sedang berjalan dengan Nabi, tiba-tiba ada seekor unta yang  meloncat dan lari ke hadapan rasulullah, maka unta itu lalu berkata, "Ya Rasulullah, aku minta perlindungan  darimu." Unta masih belum selesai mengadukan halnya, tiba-tiba datanglah dari belakang seorang Arab  kampung dengan membawa pedang terhunus.Melihat orang Arab kampung dengan membawa pedang terhunus. 
  Melihat orang Arab kampung itu, Nabi Muhammad S.A.W berkata, "Hendakl mengapakah kamu terhadap  unta itu ?" 
 
 Jawab orang kampungan itu, "Wahai Rasulullah, aku telah membelinya dengan harta yang mahal, tetapi dia tidak  mahu taat atau tidak mau jinak, maka akan kupotong saja dan akan kumanfaatkan dagingnya (kuberikan  kepada orang-orang yang memerlukan)." Rasulullah S.A.W bertanya, "Mengapa engkau menderhakai dia ?" 
  Jawab unta itu, "Wahai Rasulullah, sungguh aku tidak menderhakainya dari satu pekerjaan, akan tetapi aku  menderhakainya dari sebab perbuatannya yang buruk.. Kerana kabilah yang dia termasuk di dalam  golongannya, sama tidur meninggalkan solat Isya'. Kalau sekiranya dia mahu berjanji kepada engkau akan  mengerjakan solat Isay' itu, maka aku berjanji tidak akan menderhakainya lagi. Sebab aku takut kalau Allah  menurunkan seksa-Nya kepada mereka sedang aku berada di antara mereka." 
 
 Akhirnya Nabi Muhammad S.A.W mengambil perjanjian orang Arab kampung itu, bahawa dia tidak akan  meninggalkan solat Isya'. Dan baginda Nabi Muhammad S.A.W menyerahan unta itu kepadanya. Dan dia pun  kembali kepada keluarganya.
By: Kang Aaf
 


Dunia Islam : Sajadah Unik, Akan Menyala Terang Bila Menghadap Kiblat
Juli 7, 2012 — ZULFITRIANSYAH PUTRA
Alas untuk shalat alias sajadah, yang biasa digunakan oleh sebagian besar dari 1,6 miliar umat Islam di dunia, kini hadir dengan lebih modern
Seorang desainer Inggris, Soner Ozenc menyuntikkan inovasi baru ke dalam sajadah yang ia buat dengan menciptakan sajadah yang bisa menyala terang, yang akan menyala ketika menghadapi kiblat di Makkah, surat kabar Mashable melaporkan.
EL Sajjadah – yang “EL” adalah singkatan dari Electro Luminescent dan sajjadah, bahasa Arab untuk sajadah, menggabungkan kompas digital yang membantu menerangi dalam mencari araha Makkah.
“Saya ingin merancang sesuatu yang baru, tapi saya datang ke titik di mana saya perlu menambahkan fungsi untuk proyek ini,” kata Ozenc kepada Mashable. “Kemudian saya datang dengan ide sajadah bercahaya.”
EL Sajaddah tidak hanya fungsional, tetapi berseni, karena bisa digantung di dinding rumah pemiliknya. Desain karpet ini didasarkan pada seni vektor kontemporer, dengan terinspirasi oleh Masjid Biru di Turki. Dasarnya adalah hitam – bermotif berwarna hijau – dan bisa memancarkan cahaya.
Sajadah unik ini telah dipamerkan di Turki, Kuwait, Australia, Inggris, Korea Selatan, dan Jepang. Museum of Modern Art di New York memamerkan EL Sajjadah tahun lalu sebagai bagian dari pameran berjudul “Talk to Me: Design and the Communication Between People and Objects.”
Ozenc, yang memulai proyeknya enam tahun lalu, belum menerima kritik negatif terkait konsepnya mengenai penggunaan teknologi dealam praktik keagamaan tradisional.


Valentine’s Day Dalam pandangan Islam
(Tinjauan Historis dan Aqidah)

Keinginan untuk ikut-ikutan memang ada dalam diri manusia, akan tetapi hal tersebut menjadi tercela dalam Islam apabila orang yang diikuti berbeda dengan kita dari sisi keyakinan dan pemikiran. Apalagi bila mengikuti dalam perkara akidah, ibadah, syari’at dan kebiasaan.
Memasuki bulan Februari, kita selalu menyaksikan media massa, mal-mal, dan pusat-pusat hiburan bersibuk-ria dan berlomba-lomba untuk menarik perhatian para remaja. Tepat pada tanggal 14 Februari, tidak sedikit di antara mereka berhura-hura menggelar pesta perayaan hingga larut malam, bahkan ada juga yang di dalamnya berlangsung pesta seks bebas. Semua pesta tersebut bermuara pada satu hal yaitu ‘’Valentine’s Day’’.Biasanya mereka saling mengucapkan, “selamat hari Valentine”, berkirim kartu dan bunga, saling curhat, saling bertukar pasangan, menyatakan sayang atau cinta karena beranggapan, bahwa saat itu adalah “hari kasih sayang”.

Sekelumit tentang Valentine’s day
Perayaan Valentine’s day tiada lain adalah hanya untuk menghormati dan mengkultuskan st. Valentine yang dianggap martir yang mati dibunuh pada tanggal 14 Februari 269 M (sumber lain menyebutkan 270 M) dan juga dianggap sebagai seorang utusan dan uskup yang dimuliakan. Pengambilan istilah itu juga dikaitkan dengan Lupercalia(*), upacara keagamaan orang Romawi Kuno dan juga bahwa burung-burung kawin pada tanggal tersebut.
(*) Lupercalia merupakan upacara keagamaan (ritual) yang dilakukan oleh orang-orang Romawi kuno yang dilaksanakan setiap tahun untuk menyembah dewa Lupercus, yang oleh mereka dianggap sebagai dewa kesuburan, dewa padang rumput dan pelindung ternak. Sebagai suatu upacara ritual kesuburan, Lupercalia juga dihubungkan dengan penghormatan dan penyembahan kepada dewa Faunus sebagai dewa alam dan pemberi wahyu.Upacara atau festival tersebut dipimpin dan diawasi oleh suatu badan kegamaan yang disebut Luperci dan para pendetanya disebut Luperci.
Setiap upacara Lupercalia dimulai dengan mengorbankan beberapa ekor kambing dan seekor anjing yang dipimpin oleh para Luperci. Upacara tersebut dilakukan di dalam sebuah gua bernama Lupercal, berada di bukit Palatine, yang merupakan salah satu bukit di kota Roma. Setelah itu dua orang Luperci (dalam sumber lain dua orang pemuda) dibawa ke sebuah altar, kemudian sebuah pisau yang berlumuran darah disentuhkan pada kening mereka dan darah itu diseka dengan kain wool yang telah dicelupkan ke dalam susu. Setelah itu kedua orang tersebut diharuskan tertawa.
Kemudian para luperci memotong kulit kambing yang dikorbankan dan dijadikan cambuk.Kemudian mereka berlari dalam dua geromboloan mengelilingi bukit Palatine dan tembok-tembok kuno di Palatine, mencambuki setiap wanita baik yang mengikuti upacara maupun yang mereka temui di jalanan. Para wanita yang menerima cambukan itu dengan senang hati karena menurut mereka cambukan itu dapat menyebabkan atau mengembalikan kesuburannya dan melahirkan dengan mudah.
Upacara Lupercalia ini terus berlangsung sampai pada masa pemerintahan Kaisar Constantin Agung (280 – 337 M).Kaisar Romawi ini adalah kaisar pertama pemeluk agama Nasrani.Lewat masuknya agama Nasrani itu dan berbagai jalan yang ditempuhnya, dia memegang peranan penting dalam hal merubah agama yang dikejar-kejar dan diancam sebelumnya menjadi agama yang dominan (bersifat nasional).Pengaruh agama nasrani semakin meluas di kerajaan Romawi dan Dewan gereja memegang peranan penting di bidang politik.Pada tahun 494 M, Dewan Gereja di bawah pimpinan Paus Gelasius I merubah bentuk upacara Lupercalia menjadi perayaan purifikasi (pemurnian/pembersihan diri). Dan pada tahun 496 M, Paus Gelasius I mengubah tanggal perayaan purifikasi yang berasal dari upacara ritual lupercalia dan tanggal 15 Februari menjadi tanggal 14 Februari.
Sedangkan yang di maksud dengan Martir adalah orang yang dianggap mati sebagai pahlawan karena mempertahankan kepercayaan (agama). Kini kita sudah tahu agama apa yang dipertahankan olehnya. Bagaimana kita bisa turut serta pada hari yang ditetapkan untuk menghormati orang yang mempertahankan agama yang bukan Islam.Dan bila dikaitkan dengan upacara Lupercalia, maka ini juga sangat jauh dari syari’at Islam, bahkan penuh dengan kesyirikan yang merusak tauhid.Lihatlah bagaimana upacara tersebut dilaksanakan untuk menyembah dewa-dewa.Padahal tidak ada yang berhak disembah selain Allah SWT.Belum lagi keyakinan batil tentang pengaruh cambukan yang dapat menyebabkan atau mengembalikan kesuburan.Padahal tidak ada yang kuasa untuk memberi kesuburan pada seseorang sebagaimana dalam firman-Nya yang artinya, “Atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa) yang dikehendaki-Nya, dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki.Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” (QS. Asy-Syuura 42)
Cukupkanlah diri kita dengan apa yang telah diturunkan Allah SWT. dalam Al-Qur’an dan yang diajarkan Rasulullah SAW. kepada umatnya, Karena kasih sayang di antara sesama muslim jauh lebih indah dimana Nabi Muhammad SAW bersabda, “Perumpamaan orang mukmin di dalam saling mencintai, saling mengasihi dan saling menyayangi adalah bagaikan satu jasad, jika salah satu anggotanya menderita sakit maka seluruh jasad merasakan (penderitaannya) dengan tidak bisa tidur dan merasa panas.”(HR. Bukhari dan Muslim).
Merayakan Valentine’s Day Dalam pandangan Islam
Rasulullah telah melarang umatnya mengikuti tata cara peribadatan selain Islam dan segala sesuatu yang menjadi kekhususan mereka dan agama mereka, beliau bersabda,“Barangsiapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut.” (HR. At-Turmudzi).
Valentine’s day adalah salah satu contoh hari besar di luar Islam yang pada hari itu sebagian kaum muslimin ikut memperingatinya, terutama kalangan ramaja dan pemuda. Padahal Valentine menurut salah satu versi sebuah ensiklopedi- adalah nama Pendeta St. Valentine yang dihukum mati karena menentang Kaisar Claudius II yang merlarang pernikahan di kalangan pemuda
Ibnu Qayyim al-Jauziyah berkata, “Memberikan ucapan selamat terhadap acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut haram.Semisal memberi selamat atas hari raya dan puasa mereka, dengan mengucapkan, “Selamat hari raya!” dan sejenisnya.Bagi yang mengucapkannya, kalau pun tidak sampai pada kekafiran, paling tidak itu merupakan perbuatan haram. Berarti ia telah memberi selamat atas perbuatan mereka yang menyekutukan Allah SWT.
Banyak orang yang terjerumus dalam suatu perbuatan tanpa menyadari buruknya perbuatan tersebut. Seperti orang yang memberi selamat kepada orang lain atas perbuatan maksiat, bid’ah atau kekufuran. Padahal dengan itu ia telah menyiapkan diri untuk mendapatkan kemarahan dan kemurkaan Allah subhanahu wa ta’ala.
Di antara dampak buruk menyerupai mereka adalah: ikut mempopulerkan ritual-ritual mereka sehingga terhapuslah nilai-nilai Islam. Dampak buruk lainnya, bahwa dengan mengikuti mereka berarti memperbanyak jumlah mereka, mendukung dan mengikuti agama mereka, padahal seorang muslim dalam setiap raka’at shalatnya telah membaca ayat, yang artinya,
“Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (Al-Fatihah:6-7)
Bagaimana mungkin ia memohon kepada Allah SWT. agar ditunjukkan kepadanya jalan orang-orang yang mukmin dan dijauhkan darinya jalan golongan mereka yang sesat dan dimurkai, namun ia sendiri justru menempuh jalan sesat itu dengan sukarela.
Lain dari itu, mengekornya kaum muslimin terhadap gaya hidup mereka akan membuat mereka senang serta dapat melahirkan kecintaan dan keterikatan hati. Allah subhanahu wa ta’ala telah berfirman, yang artinya,
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang yahudi dan nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka.Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim.” (Al-Maidah:51)
Semoga Allah SWT. senantiasa menjadikan hidup kita penuh dengan kecintaan dan kasih sayang yang tulus, yang menjadi jembatan untuk masuk ke dalam Surga yang hamparannya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.
Semoga Allah menjadikan kita termasuk dalam golongan orang-orang yang disebutkan dalam hadits qudsi, Allah SWT berfirman yang artinya,
“Kecintaan-Ku adalah bagi mereka yang saling mencintai karena Aku, yang saling berkorban karena Aku dan yang saling mengunjungi karena Aku.”(HR. Ahmad).
Oleh : M. Rofi’i
Mahasiswa PBA, STAI Syaichona Moh. Cholil Bangkalan.


TIDAKKAH ANDA BERPIKIR BAGAIMANA ALLAH CIPTAKAN SIANG DAN MALAM?

Oleh: Farid Dimyati. S. Pd. I

“sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan pada apa yang di ciptakan Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaannya) bagi orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Yunus : 6)
“siang dan malam” , sebuah tanda keagungan Allah yang seringkali terlewatkan, dan salah satu nikmatnya yang acapkali terlupakan oleh kita umat manusia. Alloh menciptakan langit dan isinya dengan tatanan yang sungguh menakjubkan, semua ciptaannya  memiliki potensi yang berbeda-beda, dia tidak ciptakan satu makhluq pun dengan sia-sia, dia simpan setiktik hikmah dibalik hasil kreasinya sebagai renungan bagi umat manusia . Diantara i’tibar yang dapat diambil, bahwa dengan rotasi bumi pada porosnya, dengan matahari sebagai pusat tata surya, terjadilah siang dan malam. Sebagaimana yang di sebutkan dalam QS. An Naml:88 dan QS. Yasin:38, yang mengindikasikan  perputaran bumi pada porosnya dan tentang perputaran matahari pada garis edarnya.
Siang dan malam adalah dua tanda keagungan Allah, yang menunjukkan ilmu dan kecermatannya yang mengagumkan. Sehingga prediksi kalender melalui perhitungan astronomi, “tidak ada yang meleset” walaupun telah dihitung bertahun-tahun sebelumnya. Matahari dengan segala aktifitas manusia, adalah faktor utama yang tidak bisa di abaikan. Allah menjadikan malam sebagai tempat istirahat, setelah siang hari menjalani aktifitas kerja yang melelahkan, dengan diselimuti tenangnya kegelapan. Dan di siang hari, Allah menjadikan segala sesuatu menjadi terang, sehingga memudahkan manusia mencari penghidupan.
Pada siang hari kita sangat membutuhkan cahaya, sinar yang di pancarkan oleh matahari akan menghasilkan pantulan warna berbeda-beda. Penglihatan kita akan sia-sia tanpa keanekaragaman warna yang disinari olehnya. Pada malam hari kita juga sangat membutuhan ketenangan, karena setelah matahari terbenam, tubuh kita yang lelah setelah seharian beherja mendapat kesempatan untuk istirahat, sehingga kekuatan fisik kembali seperti semula, sesuai firma Allah QS. An Naba’: 10-11 yang artinya, “dan kami jadikan malam sebagai malam sebagai pakain, dan kami jadikan siang untuk mencari penghidupan”.
Maka cahaya dan kegelapan adalah nikmat Allah yang jarang kita sadari, apalagi kita syukuri. Dan pergerakan tata surya juga adalah kenikmatan, karena dengan itu kita bisa mengetahui perputaran waktu dan semua itu telah di atur oleh Allah dengan sebaik-baiknya.

Siang dan malam saling melengkapi
Matahari di siang hari, ibarat lampu bagi penghuni sebuah rumah yang dinyalakan sebagai penunjuk dan penerang. Lalu ketika butuh istirahat dan ketenangan dia akan mematikannya, lantas dia member kesempatan bagi yang lain untuk memakainya. Ketika belahan bumi bagian timur mengalami siang hari, maka bumi bagain barat mengalami malam hari, begitu pula sebaliknya. Maka disadari atau tidak, fenomena gelap dan terang yang muncul dari keberadaan matahari, memberikan manfaat yang nyata  dan melengkapi satu sama lain. Bahkan jika salah satu dari siang dan malam hilang atau tidak seimbang, maka kelangsungan makhluk hidup di bumi akan berhenti. Berkaitan dengan prosesi ini, Al Qur’an mengingatkan kita dalam ayatnya yang berbunyi: “katakanlah: terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu malam itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu?  Maka apakah akmu tidak mendengar?” QS. Al Qoshosh:71” ayat Al Qr’an tersebut mengindikasikan terhentinya kehidupan tanpa keseimbanagn pada keduanya. Karena bagi kehidupan manusia dan sebagian hewan, siang merupakan sarana mereka mencari penghidupan. Sedangkan agi tumbuhan, ia sangat bergantung kepada sinar matahari untuk memproduksi zat-zat makanan melalui sinar matahari dengan zat klorofil, karbondioksida dan air yang lalu di olah menjadi karbohidrat yang di simpan menjadi buah. Dan pada malam hari tumbuhan mengeluarkan oksigen yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia.



Siang dan malam sebagai penunjuk waktu
Adanya hitungan waktu, baik sehari, sebulan bahkan setahun, bisa kita ketahui dengan siklus pergantian siang dan malam. Adanya musim dingin, musim gugur, musim semi dan musim panas merupakan sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan flora dan fauna. Pergantian iklim itu dikareanakan perbedaan intensitas cahaya yang di terima di suatu tempat berbeda-beda sesuai dengan posisi geografis tempat itu. Di sebutkan dalam Al Qur’an “dan kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu kami hapuskan tanda malam dan kami jadikan tanda siang  itu terang, agar kamu mencari karunia dari tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. Dan segala sesuatu telah kami terangkan dengan jelas. QS. Al Isra’: 12.
Ayat tersebut menyebutkan dengan jelas tanda kekuasaan Allah dalam siklus pergantian siang dan malam, yakni supaya kita mengetahui hitungan ahun dengan mudah. Tahun Qamariah (hitungan tahun yang berdasarkan peredaran bulan), tiap tahunnya terdiri dari 354 + 1/5 atau 1/6 hari. Dan 1/6 atau 1/5 hari ini jika dijumlahkan dengan tahun-tahun berikutnya, sama dengan satu hari, lebih jelasnya: 354+1/5 hari x 5 = 355 hari. Dan adri satu hari itulah didapatkan jumlah tahun kabisat (355 hari) yang berbeda dengan jumlah tahun lainnya (345 hari).  Karena itulah dalam setiap 30 tahun terdapat 11 tahun kabisat dan 19 tahun basithoh dalam pola yang sangat teratur, rapid an tanpa kesalahan. Konsep ini akan terus berlanjut dan berlaku tiap putaran tahun serta tidak berubah dengan jadwal yang tidak akan salah sesuai teori kabisat dan bashithoh.
Kesimpulannya, ayat-ayat diatas memberitahuakn hikmah penciptan siang dan malam, Pertama, hikmah penciptaan malam hari dalam gelap dan siang hari dalam terang, adalah supaya kita mampu bekerja secara maksimal pada siang hari dan beristirahat dengan tenang dimaam hari. Kedua, supaya kita bisa mengetahui perhitungan waktu dengan tepat dari siklus pergantian siang dan malam. Jadi sejauh itulah kakuasaan dan pengetahuan Allah sang pencipta, sehingga kehidupan di bumi ini akan selalu terjaga dan tetap eksis sampai hari yang telah di tentukan (hari kiamat tiba). Ketika itulah seluruh system tata surya termasuk matahari, bumi dan semua yang ada di jagad raya ini hancur dan beganti dengan bumi, matahri dan lain sebagainya dalam format yang baru. Maha bijaksana Allah dalam segala sesuatu yang telah diciptakannya. Wallahu a’lam.


PACARAN ISLAMI BUTUH KURSUS!!??

Menempelkan label islam memang mudah. Namun ketika yang dilekati adalah hal-hal yang menyimpang dari ajaran  islam, maka perkaranya menjadi berat pertanggung jawaban dihadapan Allah Swt.
Allah Swt berfirman dalam Al-Qur’an yang mulia:  
“Telah tampak kerusakan di daratan dan di lautan disebabakan perbuatan tangan manusia, agar Allah merasakan kepada mereka sebagian dari perbuatan mereka mudah-mudahhan mereka mau kembali kejalan yang benar”. (Ar-rum 41)
Kalau kita kaji kembali secara mendeteal tentang masalah pacaran islami yang sekarang sudah semarak dan bahkan menjadi darah daging di lokasi pelajar dan pesantren, sedangkan dalam kamus bahasa indonisia, pacar adalah sang kekasih hati atau teman lawan jenis yang tetap mempunyai hubungan berdasarkan rasa cinta yang mengelora dan kasih sayang yang menggebu dalam lubuk hatinya. Berpacaran adalah bercintaan, berkasih-kasihan. Memacari adalah mengencani, menjadikan dia sebagai sang pujaan hatinya. Itulah pacaran islami yang ada dalam kamus remaja di era yang moderenisasi ini.      
            Ala’ uddin Ali bin Muhammad bin Ibrahim Al-Baghdadi yang masyhur dengan sebutan Al-Akhazin  menyatakan dalam tafsirnya terhadap ayat diatas. “telah tampak kerusakan di darat dan di laut”, karena kesyirikan dan kemaksiatan tampaklah kekurangan hujan dan sedikitnya tanaman yang tumbuh di daratan, di padang sahara yang tandus dan tanah yang kosong. Kurangnya hujan ini selain berpengaruh pada daratan, juga berpengaruh pada lautan, di mana hasil lautan berupa mutiara berkurang. Demikian, kerusakan dapat kita jumpai dimana-mana. Jangankan di kota-kota besar, bahkan di pedesaan pun tersuntik oleh budaya barat. Contohnya ketika para pemuda pemudi sekarang yang marak berkata “CIYUS” katehuilah bahwa perkataan kata itu merupakan singkatan dari “CINTA YESUS”, sungguh orang kafir telah berhasil menyesatkan generasi islam dengan sebuah kata yang hampir mengelincirkanya ke dalam kenistaan. Belum lagi musibah yang terjadi hampir diseluruh negeri seperti contoh tanah longsor dan lain-lainnya. Semua itu tak lain penyebabnya karena dosa anak manusia yang kurang mendalam dalam belajar ilmu agama.
            Abdul ‘Aliyah juga berkata, “siapa yang bermaksiat kepada Allah di muka bumi ini, maka sungguh ia telah membuat kerusakan di bumi. Karena kebaikan di bumi dan di langit diperoleh dengan ketaatan kepada sang penciptanya. Pergaulan anak muda yang rusak merupakan salah satu penyebab kerusakan tersebut. Pacaran dianggap boleh-boleh saja, bahkan dianggap suatu kewajaran bagi anak muda sekarang. Para pemuda pemudi yang katanya punya gairah terhadap islam, yang aktif dalam organisasi islam training-training pembinaan keimanan dan kegiatan-kegiatan islam yang hendak kita tuju. Mungkin karena kedangkalan terhadap ilmu-ilmu islam atau mendominasinya hawa nafsu “pacaran islami” dalam pergaulan mereka. Bagaimana pacaran islami sebenarnya? Jelas karena diberi ebel-embel islam, mereka hendak berbeda dengan pacaran orang awam/jahil. Tidak ada saling sentuhan, tidak ada pegang-pegangan, tidak ada kata kotor dan keji. Masing-masing menjaga diri. Kalau pun saling berbincang dan bertemu, yang menjadi pembicaran tentang islam dan saling mengingat untuk beramal, berzikir kepada Allah Swt. Mengingat negeri akhirat tentang surga dan neraka  Begitu katanya!. Padahal dalan syariat Rasulullah melarang keras orang laki-laki bersama perempuan yang tidak ditemani muhrimnya.
            Pacaran yang dilakukan hanyalah sebagai tahap penjajakan. kalau cocok diteruskan sampai kejenjang pernikahan. Kalau tidak, di akhiri dengan baik-baik atau pun dengan permusuhan. Dulu penulis pernah mendengar ucapan salah satu seorang pujangga yang mengartikan pacaran secara bahasa adalah senang-senang sedangkan secara istilahnya sepasang dua insan yang saling mencintai dan dicintai. Biasanya mayoritas orang yang berpacaran pasti merayakan hal-hal yang aneh yang dilarang oleh syariat islam seperti contoh mengadakan Velentine Day (hari kasih sayang) yang tengah semarak di permukan jagat raya ini.
            Darimanakah mereka mendapatkan pembenaran atas perbuatannya? Benarkah mereka telah menjaga diri dari perkara yang haram atau malah mereka terpelosok ke dalamnya? Ya, setanlah yang menghias-hiasi kebatilan perbuatan mereka sehingga tampak sebagai kebenaran. Mereka memang berkata tidak bersentuhan, tidak pegangan tangan, tidak ini dan tidak itu, sehingga jauh dari keingginan berbuat nesta, sebagai mana pacarannya pemuda pemudi awam yang pada akhirnya menyeret mereka untuk berzina dengan pasanganya. Na’udzubillah!!! Namun tahukah mereka bahwa hati merka tidak selamat dan hati mereka telah berzina?
Rasulullah Swa telah mengiatkan dalam sabdanya;
sesungguhnya Allah menetapkan atas adam bagiannya dari zina! Dia akan mendapatkannya, tidak bisa tidak. Maka, zinanya mata adalah dengan memandang dan zinanya lisan dengan berbicara. Sementara jiwa itu berangan-angan dan berkeinginan, sedangkan kemaluan yang membenarkan semua itu atau mendustakannya.” (HR. Al-Bukhori no. 6243 dan muslim 2657 dari Abu Hurairah)
Disamping itu dengan pacaran islami, mereka tentu tidak akan lepas dari yang namanya khalwat dan ikhtilat. Oleh karena Al-Qadhi Iyadh berkata, “wanita adalah fitnah sehingga laki-laki ajnabi dilarang bersepi sepi dengannya. Karena jiwa manusia dicipitakan punya kecenderungan syahwat terhadap wanita, dan setan akan menguasai mereka dengan perantaraan para wanita.” Seperti contoh seorang laki-laki yang telah resmi melamar seorang wanita, ia harus menjaga jangan sampai menjadi fitnah dengan diterimanya pinanganya tidak berarti ia bebas berbicara dan bercanda dengan orang yang akan dinikahinya. Bebas telfon, bebas sms, bebas chating, dan apa saja. Lalu apalagi orang yang baru sekedar pacaran belum ada peminangan, walaupun di embel-embeli kata islami.
Asy-syaikh Abdullah bin Abdurrahnmandalam Fatwa al-Ma’rifat (hal 58)
“bila seseorang lelaki melakukan surat menyurat dengan seorang wanita ajnabiyah, hingga pada akhirnya keduanya saling jatuh cinta. Apakah perbuatan ini haram? Beliau menjawab, perbuatan seperti itu tidak boleh dilakukan, karena dapat membangkitkan sahwat di antara dua insan. Dan syahwat tersebut mendorong keduanya untuk saling bertemu dan terus berhubungan. Kebanyakan surat menyurat seprti itu menimbulkan fitnah dan menumbuhkan kecintaan pada zina di dalam hati. Di mana hal itu perkara yang menjatuhkan seorang hamba kedalam perbuatan keji, oleh karena itu kami memberikan nasihat kepada orang yang ingin memperbaiki jiwanya agar tidak melakukan surat menyurat yang seperti itu dan menjaga diri dari pembicaran dengan lawan jenis yang bukan mahrom. Semuanya demi menjaga agama dan kehormatan kita.
Oleh : Filza Al-Arif
Pu3 Qaisyara




Perspektif Kepemimpinan Dalam Islam

Di dalam konsep Islam, pemimpin merupakan hal yang sangat final dan fundamental. Ia menempati posisi tertinggi dalam bangunan masyarakat Islam. Dalam kehidupan berjama'ah, pemimpin ibarat kepala dari seluruh anggota tubuhnya. Ia memiliki peranan yang strategis dalam pengaturan pola (minhaj) dan gerakan (harakah). Kecakapannya dalam memimpin akan mengarahkan ummatnya kepada tujuan yang ingin dicapai, yaitu kejayaan dan kesejahteraan ummat dengan iringan ridho Allah.
Dalam tatanan masyarakat Islami, pemimpin berada pada posisi yang menentukan terhadap perjalanan ummatnya. Apabila sebuah jama'ah memiliki seorang pemimpin yang prima, produktif dan cakap dalam pengembangan dan pembangkitan daya juang dan kreativitas amaliyah, maka dapat dipastikan perjalanan ummatnya akan mencapai titik keberhasilan. Dan sebaliknya, manakala suatu jama'ah dipimpin oleh orang yang memiliki banyak kelemahan, baik dalam hal keilmuan, manajerial, maupun dalam hal pemahaman dan nilai tanggung jawab, serta lebih mengutamakan hawa nafsunya dalam pengambilan keputusan dan tindakan, maka dapat dipastikan, tatanan jama'ah akan mengalami kemunduran, dan bahkan mengalami kehancuran.
Oleh karena itulah, Islam memandang bahwa kepemimpinan memiliki posisi yang sangat strategis dalam terwujudnya masyarakat yang berada dalam Baldatun Thoyyibatun Wa Robbun Ghofur yaitu masyarakat Islami yang dalam sistem kehidupannya menerapkan prinsip-prinsip Islam. Begitu pentingnya kepemimpinan atau imam dalam sebuah jama'ah atau kelompok, sampai-sampai Rasulullah bersabda yang maksudnya:"Apabila kamu mengadakan perjalanan secara berkelompok, maka tunjuklah salah satunya sebagai imam (pemimpin perjalanan)."
Demikian juga jika kita lihat dalam sejarah Islam (Tarikh Islam) mengenai pentingnya kedudukan pemimpin dalam kehidupan ummat muslim. Kita lihat dalam sejarah, ketika Rasulullah saw. wafat, maka para shahabat segera mengadakan musyawarah untuk menentukan seorang khalifah. Hingga jenazah Rasulullah pun harus tertunda penguburanya selama tiga hari. Para shahabat ketika itu lebih mementingkan terpilihnya pemimpin pengganti Rasulullah, karena kekhawatiran akan terjadinya ikhlilaf (perpecahan) di kalangan ummat muslim kala itu. Hingga akhirnya terpilihlah Abu Bakar sebagai khalifah yang pertama setelah Rasulullah saw. wafat.

Beberapa komponen yang menjadi persyaratan terwujudnya masyarakat Islami, yaitu :
·                     Adanya wilayah teritorial yang kondusif (al-bi'ah, al-quro),
·                     Adanya umat (al-ummah)
·                     Adanya syari'at atau aturan (asy-syari'ah)
·                     Adanya pemimpin (al-imamah, amirul ummah)
Pemimpin pun menjadi salah satu pilar penting dalam upaya kebangkitan umat. Islam yang telah dikenal memiliki minhajul hayat (konsep hidup) paling teratur dan sempurna dibandingkan konsep-konsep buatan dan olahan hasil rekayasa dan imajinasi otak manusia, telah menunjukkan nilainya yang universal dan dinamis dalam penyatuan seluruh komponen umat.
Empat pilar kebangkitan umat, kesemuanya saling menopang dan melengkapi, yaitu :
·                     Keadilan para pemimpin (umaro)
·                     Ilmunya para ‘ulama
·                     Kedermawanan para aghniya (orang kaya)
·                     Do'anya orang-orang faqir (miskin)

Beberapa istilah yang mengarah kepada pengertian pemimpin, yaitu:
·                     Umaro atau ulil amri yang bermakna pemimpin negara (pemerintah)
·                     Amirul ummah yang bermakna pemimpin (amir) ummat
·                     Al-Qiyadah yang bermakna ketua atau pimpinan kelompok
·                     Al-Mas'uliyah yang bermakna penanggung jawab
·                     Khadimul ummah yang bermakna pelayan ummat
Dari beberapa istilah diatas, dapat disimpulkan bahwa pemimpin adalah orang yang ditugasi atau diberi amanah untuk mengurusi permasalahan ummat, baik dalam lingkup jama'ah (kelompok) maupun sampai kepada urusan pemerintahan, serta memposisikan dirinya sebagai pelayan masyarakat dengan memberikan perhatian yang lebih dalam upaya mensejahterakan ummatnya, bukan sebaliknya, mempergunakan kekuasaan dan jabatan untuk mengeksploitasi sumber daya yang ada, baik SDM maupun SDA, hanya untuk pemuasan kepentingan pribadi dan kaum kerabatnya atau kelompoknya.

Kriteria dalam Menentukan Pemimpin
Beberapa faktor yang menjadi kriteria yang bersifat general dan spesifik dalam menentukan pemimpin tersebut adalah antara lain:
a.                  Faktor Keulamaan
Dalam QS. Fathir:28, Allah menerangkan bahwa diantara hamba-hamba Allah, yang paling takut adalah al-‘ulama. Hal ini menunjukkan bahwa apabila pemimpin tersebut memiliki kriteria keulamaan, maka dia akan selalu menyandarkan segala sikap dan keputusannya berdasarkan wahyu (Al-Qur'an). Dia takut untuk melakukan kesalahan dan berbuat maksiat kepada Allah.
Berdasarkan QS.Al Hujarat:1, maka ia tidak akan gegabah dan membantah atau mendahului ketentuan yang telah ditetapkan Allah dan Rasul-Nya. Dalam pengambilan keputusan, ia selalu merujuk kepada petunjuk Al-Qur'an dan Al-Hadits.
Berdasarkan QS. Al Ankabut: 49, maka seorang pemimpin yang berkriteria ulama, haruslah memiliki keilmuan yang dalam di dalam dadanya (fii shudur). Ia selalu menampilkan ucapan, perbuatan, dan perangainya berdasarkan sandaran ilmu.

b.                  Faktor Intelektual (Kecerdasan)
Seorang calon pemimpin haruslah memiliki kecerdasan, baik secara emosional (EQ), spiritual (SQ) maupun intelektual (IQ). Dalam hadits Rasulullah melalui jalan shahabat Ibnu Abbas r.a, bersabda: "Orang yang pintar adalah orang yang mampu menguasai dirinya dan beramal untuk kepentingan sesudah mati, dan orang yang bodoh (al-‘ajiz) adalah orang yang memperturutkan hawa nafsunya dan pandai berangan-angan atas Allah dengan segala angan-angan". (HR. Bukhari, Muslim, Al-Baihaqy)
Hadits ini mengandung isyarat bahwa seorang pemimpin haruslah orang yang mampu menguasai dirinya dan emosinya. Bersikap lembut, pemaaf, dan tidak mudah amarah. Dalam mengambil sikap dan keputusan, ia lebih mengutamakan hujjah Al-Qur'an dan Al-Hadits, daripada hanya sekedar nafsu dan keinginan-nya. Ia akan menganalisa semua aspek dan faktor yang mempengaruhi penilaian dan pengambilan keputusan.
Berdasarkan QS. Annis’:58, mengandung arti bahwa dalam mengambil dan mengajukan diri untuk memegang suatu amanah, haruslah disesuaikan dengan kapasitas dan kapabilitas (kafa'ah) yang dimiliki
Rasulullah SAW. berpesan:"Barangsiapa menyerahkan suatu urusan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya."

c.                   Faktor Kepeloporan
Berdasarkan QS.Az-Zumar:12, maka seorang pemimpin haruslah memiliki sifat kepeloporan. Selalu menjadi barisan terdepan (pioneer) dalam memerankan perintah Islam.
Berdasarkan QS.Al An’am:135, maka seorang pemimpin tidak hanya ahli di bidang penyusunan konsep dan strategi (konseptor), tetapi haruslah juga orang yang memiliki karakter sebagai pekerja (operator). Orang yang tidak hanya pandai bicara, tetapi juga pandai bekerja.
Berdasarkan QS.Al An’am:162-163, maka seorang pemimpin haruslah orang yang tawajjuh kepada Allah. Menyadari bahwa semua yang berkaitan dengan dirinya, adalah milik dan untuk Allah. Sehingga ia tidak akan menyekutukan Allah, dan selalu berupaya untuk mencari ridho Allah.
Berdasarkan QS.Ali Imran:110, sebagai khoiru ummah (manusia subjek) maka seorang pemimpin haruslah orang yang selalu menyeru kepada yang ma'ruf, mencegah dari perbuatan yang mungkar, dan senantiasa beriman kepada Allah.
d.                  Faktor Keteladanan
Seorang calon pemimpin haruslah orang yang memiliki figur keteladanan dalam dirinya, baik dalam hal ibadah, akhlaq, dsb. Berdasarkan QS.Al Ahzab:21, maka seorang pemimpin haruslah menjadikan Rasulullah sebagai suri teladan bagi dirinya. Sehingga, meskipun tidak akan mencapai titik kesempurnaan, paling tidak ia mampu menampilkan akhlaq yang baik layaknya Rasulullah.
Berdasarkan QS.Al Qalam:4, maka seorang pemimpin haruslah memiliki akhlaq yang mulia (akhlaqul karimah), sehingga dengannya mampu membawa perubahan dan perbaikan dalam kehidupan sosial masyarakat.
Faktor akhlaq adalah masalah paling mendasar dalam kepemimpinan. Walaupun seorang pemimpin memiliki kecerdasan intelektual yang luar biasa, tetapi apabila tidak dikontrol melalui akhlaq yang baik, maka ia justru akan membawa kerusakan (fasada) dan kehancuran.
e.                  Faktor Manajerial (Management)
Berdasarkan QS.As Shaff:4, maka seorang pemimpin haruslah memahami ilmu manajerial (meskipun pada standar yang minim). Memahami manajemen kepemimpinan, perencanaan, administrasi, distribusi keanggotaan, dsb.
Seorang pemimpin harus mampu menciptakan keserasian, keselarasan, dan kerapian manajerial lembaganya (tandhim), baik aturan-aturan yang bersifat mengikat, kemampuan anggota, pencapaian hasil, serta parameter-parameter lainnya. Dengan kemampuan ini, maka akan tercipta tanasuq (keteraturan), tawazun (keseimbangan), yang kesemuanya bermuara pada takamul (komprehensif) secara keseluruhan. Oleh karena itu, mari kita lebih berhati-hati dalam menentukan imam atau pemimpin kita. Karena apapun akibat yang dilakukannya, maka kita pun akan turut bertanggung jawab terhadapnya. Jika kepemimpinannya baik, maka kita akan merasakan nikmatnya. Sebaliknya, apabila kepemimpinannya buruk, maka kita pun akan merasakan kerusakan dan kehancurannya. Wallahu a'lam bish-showwab
Semoga kita semua kelak menjadi pemimpin yang adil dan diridhoi oleh Allah SWT.

By: M. Rofi’i_PBA IV STAI Syaichona Moh. Cholil





           









Unknown

About Unknown

Author Description here.. Nulla sagittis convallis. Curabitur consequat. Quisque metus enim, venenatis fermentum, mollis in, porta et, nibh. Duis vulputate elit in elit. Mauris dictum libero id justo.

Subscribe to this Blog via Email :