“SENANDUNG CINTA ABADI”
Malam bertaburan bintang yang bercahaya serta menghiasi seantero jagat raya nan selalu setia menemani rembulan di tengah pekat malamnya di sertai juga sejuknya angin yang menyelimuti ruang hampa yang menembus nan membekukan tulang sum-sum jika tanpa kata-kata cinta. dimalam itulah Rifqi termenung seorang diri tanpa ada yang menemani, bahkan kisah yang dulunya indah kini telah lenyap bahkan lebur membubur tanpa tersisa sepatah katapun yang seharusnya masih tersisa. Terkadang Rifqi menangis tak kuasa melihat kejadian Fina berjalan berdua dengan laki-laki bule asal Belanda di beberapa waktu yang lalu. Rifqi mencoba menahan beban itu, tapi tak bisa. bahkan hati tak bisa lepas dari bayang-bayang Fina. Fina tak pernah buyar dalam bayangan Rifqi meski Fina telah menikam hatinya dengan belati cinta yang lepas.
pagi telah menampakkan cahayanya di ufuk timur. jam pun mulai terbangun di angka 07:00 WIB, serta dihiasi embun pagi yang hampir kering. tak ketinggalan pula kicauan burung yang seakan dia terus menghibur kelaraan hati Rifqi yang semakin tak bertuah ini. burung-burung itu pula yang selalu mensyairkan syair-syair yang begitu syahdu untuk hati Rifqi saat itu. Seperti biasanya Rifqi melakukan aktivitas sehari-harinya di SMAN 1 surabaya.
kegiatan sekolah dia kerjakan se maksimal mungkin. mata pelajaran pun telah usai. sepulang dari sekolah ia langsung menuju ke studio rekaman karena, maklum lah dia sebagai anak BAND yang mempunyai rutinitas lebih dalam kehidupannya. Dia ingin selalu menampilkan seni demi mengembangkan citra dan karya bangsa menjadi budi daya No. 1 di dunia. BAND yang di personili oleh salah seorang preman kelas kakap itu yang ia kelola. bahkan Dia yang membuat sadar para preman tersebut. itu semua tidak lepas dari bakat dan pekerti baik yang melekat pada jati dirinya. Rifqi sesekali termenung mengingat masa lalu disaat-saat dia berkenalan dengan gadis cantik yang bernama Fina. “lain kali hati ya mbak. Maaf, nama mbak siapa…?” Tanya Rifqi seusai merapikan buku Fina yang berantakan setelah ia tertabrak dengan sesorang di SMA nya. “makasih ya mas. namaku Fina, kalau nama mas siapa…..?” “saya Rifqi Adnan panggil aja Rifqi. ya udah, aku masuk dulu ya…..? “. Jawab Rifqi datar yang di sertai juga oleh anggukan lembut dari Fina.
Bel sekolah sedang terngiang di telinga, membuat semua siswa berhamburan bagai burung lepas yang baru saja terkurung dalam sangkar buatan manusia. Tanpa sengaja akhirnya Fina dan Rifqi bertemu kembali, “ hai…?” sapa Rifqi lembut. “ hai juga mas. oh ya mas, mas ada waktu kosong gak sore ini?” “kebetulan nich kosong. emang ada acara apa nich…?”, pungkas Rifqi mencairkan suasan. “ gak, Cuma pengen jalan aja di sekitar pantai cemara. mas bisa kan....? ya anggap saja ini sebagai rasa terima kasih aku karena kakak telah nolongin aku tadi siang”. ajak Fina penuh harap. “gimana ya….? Okelah kalau gituch. lagian buat refresing otak soalnya seharian tadi PR matematikanya rumit banget”, jawab Rifqi menyetujui ajakan Fina. dialog yang sebentar itupun segera di akhiri. mereka terpisah pulang kerumah masing-masing.
“Mas, Maaf. apa gak ada yang marah nich kalau aku jalan bareng sama kamu..?” tanya Fina setengah hawatir. “gak kok. lagian aku tidak punya pacar. kalau kamu sendiri gimana..?”, balas Rifqi membalikkan keadaan. “saya juga masih sendiri. lagian mana ada yang mau sama saya mas…?”. “kata siapa, oh ya, Aku boleh jujur gak?”. “emang seharusnya jujur kan mas..!!!” jawab Fina datar setengah penasaran. “ begini Fin, sejak dulu aku selalu mengawasi kamu di sekolah sejak pertama kali kamu mendaftar di SMA ini, aku mulai suka sama kamu, tapi aku malu. ingin sekali aku kenalan langsung sama kamu tapi waktunya gak ada yang pas. untunglah kejadian tadi siang telah membongkar apa yang ada dalam hati aku. sekarang aku tanya sama kamu, mau gak kamu menerima cinta aku..?”. Tanya Rifqi hening. Tak lama kemudian Fina pun mulai beranjak dari bisunya ke anggukan kecil yang merupakan tanda persetujuannya. di suasana pantai yang sepi itu Rifqi terlanjur mengunci mulut Fina dengan bibirnya dan gelaplah seketika.
Tiga minggu sudah dari tragedi serakah itu berlalu. Tapi yang sangat tidak di duga adalah kenyataan bahwa Rifqi harus mendekam di penjara. Rifqi diadukan ke kepolisian oleh orang tua Fina dengan alasan telah melakukan pencabulan dan penculikan orang. meski sebenarnya Rifqi tidak pernah melakukan hal sekeji itu, tapi karena orang tua Fina tak setuju bila Fina harus berhubungan dengan Rifqi, akhirnya jeruji besi itu menjadi padepokannya Rifqi.
Perjalanan dipenjara memang kelam. Tapi di samping itu, justru Fina hidupnya lebih parah lagi, Fina terus merongo kesakitan bahkan dia seperti orang gila seraya mangggil nama Rifqi sekeras-kerasnya. Fina tak kuasa menahan rindu serta cinta yang bergejolak di dalam hatinya. Fina terus menjerit-jerit seakan ia merengkuh sesuatu di hadapannya sekali lagi ia memanggil nama Rifqi.
“ Fina….??? “, sapa Rifqi setelah keluar dari penjara ketika tuntutan dari orang tua Fina di cabut. akhirnya hati orang tua Fina luluh tak kuasa menahan gejolak cinta anaknya terhadap Rifqi, “ mas Rifqi......!!! benarkah ini dirimu,?, sumringah Fina seraya memeluk erat Rifqi. “ iya ini aku , aku disini karena mamamu juga Fin..”. “makasih ya mam …!!! “, pungkas Fina lirih.
Akhirnya kisah ini berakhir juga. ternyata kita tak perlu mendewakan orang yang mencintai kita sebab terkadang orang mencintai itu, menjadi bom waktu yang siap meledakkan hati kita kapan saja… thank you…!!!
By: kholifin (remont ) & DN crew