Nama
dan Nasabnya
Beliau
adalah Al-Imam Muhyiddin Abu Zakaria Yahya bin Syaraf bin Murri bin Hasan bin
Hussain bin Jumu’ah bin Hizam Al Hizamy An-Nawawi Asy Syafi’i.
Kelahirannya
Beliau
dilahirkan pada bulan Muharram tahun 631 H. di Nawa daerah Hauran termasuk
wilayah Damaskus Syiria.
Sifat
– sifatnya
Beliau
adalah tauladan dalam kezuhudan, wara’, dan memerintah pada yang ma’ruf dan
melarang pada yang mungkar.
Pertumbuhannya
Ayahandanya
mendidik, mengajarnya, dan menumbuhkan kecintaan kepada ilmu sejak usia dini.
Beliau mengkhatamkan Al-Qur’an sebelum baligh. Ketika Nawa tempat kelahirannya
tidak mencukupi kebutuhannya akan ilmu, maka ayahandanya membawanya ke Damaskus
untuk menuntut ilmu, waktu itu beliau berusia 19 tahun. Dalam waktu empat
setengah bulan beliau hafal Tanbih oleh Syairazi, dan dalam waktu kurang dari
setahun hafal Rubu’ Ibadat dari kitab muhadzdzab.
Setiap
hari beliau menelaah 12 pelajaran, yaitu dua pelajaran dalam Al Wasith, satu
pelajaran dalam Muhadzdzab, satu pelajaran dalam Jamu’ baina shahihain, satu
pelajaran dalam Shahih Muslim, satu pelajaran dalam Luma’ oleh Ibnu Jinny, satu
pelajaran dalam Ishlahul Manthiq, satu pelajaran dalam tashrif, satu pelajaran
dalam Ushul Fiqh, satu pelajaran dalam Asma’ Rijal, dan satu pelajaran dalam
Ushuluddin.
Guru
– guru
Di
antara guru-gurunya dalam ilmu fiqh dan ushulnya adalah Ishaq bin Ahmad bin
Utsman Al Maghriby, Abdurrahman bin Nuh bin Muhammad Al Maqdisy, Sallar bin
Hasan Al Irbily, Umar bin Indar At Taflisy, Abdurrahman bin Ibrahim Al Fazary.
Adapun
guru – gurunya dalam bidang hadits adalah Abdurrahman bin Salim Al Anbary,
Abdul Aziz bin Muhammad Al Anshory, Khalid bin Yusuf An Nabilisy, Ibrahim bin
Isa Al Murady, Ismail bin Ishaq At Tanukhy, dan Abdurrahman bin Umar Al
Maqdisy.
Adapun
guru – gurunya dalam bidang Nahwu dan Lughah adalah Ahmad bin Salim Al Mishry
dan Izzuddin Al Maliky.
Murid
– muridnya
Di
antara murid muridnya adalah Sulaiman bin Hilal Al Ja’fary, Ahmad bin Farrah Al
Isybily, Muhammad bin Ibrahim bin Jama’ah, Ali bin Ibrahim Ibnul Aththar,
Syamsuddin bin Naqib, Syamsuddin bin Ja’wan dan yang lainnya.
Pujian
para ulama kepadanya
Ibnul
Aththar berkata,
“Guru kami An Nawawi
disamping selalu bermujahadah, wara’, muraqabah, dan mensucikan jiwanya, beliau
adalah seorang yang hafidz terhadap hadits, bidang- bidangnya, rijalnya, dan
ma’rifat shahih dan dha’ifnya, beliau juga seorang imam dalam madzhab fiqh.”
Quthbuddin
Al Yuniny berkata,
“Beliau adalah
teladan zamannya dalam ilmu, wara’, ibadah, dan zuhud.”
Syamsuddin
bin Fakhruddin Al Hanbaly,
“Beliau adalah
seorang imam yang menonjol, hafidz yang mutqin, sangat wara’ dan zuhud.”
Aqidahnya
Al-Imam
An Nawawi terpengaruh dengan pikiran Asy‘ariyyah sebagaimana nampak dalam Syarh
Shahih Muslim dalam mentakwil hadits-hadits tentang sifat-sifat Allah. Hal ini
memiliki sebab-sebab yang banyak di antaranya:
- Terpengaruh dengan pensyarah
Shahih Muslim yang sebelumnya seperti Qadhi Iyadh, Maziry, dan yang
lainnya, karena beliau banyak menukil dari mereka ketika mensyarah Shahih
Muslim.
- Beliau belum sempat secara penuh
mengoreksi dan mentahqiq tulisan-tulisannya, tetapi beliau tidak mengikuti
semua pemikiran Asy’ariyyah bahkan menyelisihi mereka dalam banyak
masalah.
- Beliau tidak banyak mendalami
masalah Asma’ wa Sifat, sehingga banyak terpengaruh dengan pemikiran
Aay’ariyyah yang berkembang pesat di zamannya.
Di
antara keadaan-keadaannya
Ibnul
Aththar berkata,
“Guru kami An Nawawi
menceritakan kepadaku bahwa beliau tidak pernah sama sekali menyia-nyiakan
waktu, tidak di waktu malam atau di waktu siang bahkan sampai di jalan beliau
terus dalam menelaah dan manghafal.”
Rasyid
bin Mu’aliim berkata,
“Syaikh Muhyiddin An
Nawawi sangat jarang masuk kamar kecil, sangat sedikit makan dan minumya,
sangat takut mendapat penyakit yang menghalangi kesibukannya, sangat
menghindari buah-buahan dan mentimun karena takut membasahkan jasadnya dan
membawa tidur, beliau sehari semalam makan sekali dan minum seteguk air di
waktu sahur.”
Kitab-kitabnya
Di
antara tulisan-tulisannya dalam bidang hadits adalah Syarah Shahih Muslim, Al-Adzkar,
Al-Arba’in, Syarah Shahih Bukhary, Syarah Sunan Abu Dawud, dan Riyadhus
Shalihin.
Diantara
tulisan-tulisannya dalam bidang ilmu Al Qur’an adalah At Tibyan fi Adabi
Hamalatil Qur’an.
Wafat
Al
Imam An Nawawi wafat di Nawa pada 24 Rajab tahun 676 H dalam usia 45 tahun dan
dikuburkan di Nawa. semoga Allah meridhoinya dan menempatkannya dalam keluasan
jannahNya.
Refrence: Tadzkiratul
Huffadzoleh Adz Dzahaby 4/1470-1473 dan Bidayah wan Nihayah oleh Ibnu Katsir
13/230-231.